Ketua Komite III DPD RI Filep Wamafma. Foto: ANTARA/Fransiskus Salu Weking.
Fachri Audhia Hafiez • 25 November 2025 04:31
Papua: Ketua Komite III DPD RI, Filep Wamafma, mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membangun 66 rumah sakit (RS) berstandar baik di seluruh Indonesia. Kebijakan ini juga diharapkan menjawab masalah kesehatan di Papua.
"Tentu kami mendorong agar di antara puluhan RS baru itu juga dibangun di wilayah timur Indonesia untuk akses kesehatan yang adil dan merata. Jadi masyarakat di wilayah timur, termasuk Papua juga punya rujukan RS jantung terbaik tanpa perlu keluar Papua, atau bahkan keluar negeri," kata Filep melalui keterangan tertulis, Senin, 24 November 2025.
Filep mengatakan data Kemenkes menunjukkan bahwa Papua memiliki prevalensi jantung yang tinggi. Terutama di Papua Tengah di angka 1,65 persen yang merupakan tertinggi kedua secara nasional di bawah Daerah Istimewa Yogyakarta 1,67 persen dan di atas DKI Jakarta 1,56 persen.
“Tingginya prevalensi penyakit jantung ini, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Kemenkes juga besar mengakibatkan kematian karena terlambat didiagnosis. Maka di sisi ini tentu perlu fasilitas yang memadai. Bangunlah RS canggih di Papua, beri layanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat,” ujar Filep
Sekretaris MPR For Papua itu juga menyinggung soal kasus ibu hamil Irene Sokoy asal Kampung Hobong, Sentani, yang meninggal dunia bersama bayi dalam kandungannya karena tak dilayani RS. Filep harap kasus itu tak terulang dengan rencana pembangunan RS yang digagas Kepala Negara.
"Jadi potret masalah layanan kesehatan di Papua, layanan kesehatan dasar untuk persalinan dan inilah wajah masih rumitnya birokrasi hingga nyawa menghilang, mirisnya justru terjadi di kota. Bagaimana dengan masyarakat kita di pedalaman?” ucap Filep.
Ketua Komite III DPD RI Filep Wamafma. Foto: Istimewa.
Senator Papua Barat ini juga menyampaikan bahwa kasus kematian Irene Sokoy dan bayi yang dikandungnya telah ditindaklanjuti ke Kemenkes. Filep mengatakan
Kemenkes segera melakukan investigasi kronologi, sekaligus mengevaluasi pihak-pihak yang terkait di daerah.
“Nanti akan ada investigasi menyeluruh. Harapan kami ini juga akan jadi kesempatan untuk memperbaiki layanan kesehatan dan birokrasi yang efektif di Papua, dan berdampak juga ke daerah-daerah lain dengan masalah serupa,” kata Filep.
Sebelumnya,
Presiden Prabowo Subianto meresmikan Rumah Sakit Kardiologi Emirates Indonesia (KEI) di Solo Technopark, Jawa Tengah, Rabu, 19 November 2025. Prabowo menegaskan kehadiran rumah sakit berteknologi tinggi itu merupakan simbol eratnya persahabatan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA).
Adapun Rumah Sakit Kardiologi Emirates Indonesia dibangun melalui dana hibah pemerintah Uni Emirat Arab senilai Rp417,3 miliar atau sekitar USD25 juta. Fasilitas kesehatan khusus jantung ini diharapkan menjadi pusat layanan medis berteknologi tinggi dan menjadi standar baru bagi pengembangan rumah sakit di Indonesia.