Pertemuan Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 5 February 2025 10:26
Washington: Presiden Donald Trump mengatakan bahwa "Amerika Serikat akan mengambil alih Jalur Gaza”. Hal itu diutarakan tak lama setelah mengusulkan pemukiman kembali permanen warga Palestina di luar Gaza.
"AS akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kami juga akan melakukan pekerjaan di sana," katanya dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seperti dikutip Anadolu, Rabu 5 Februari 2025.
"Kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi tersebut, meratakan lokasi tersebut dan menyingkirkan bangunan yang hancur, meratakannya, (dan) menciptakan pembangunan ekonomi yang akan menyediakan lapangan pekerjaan dan perumahan dalam jumlah tak terbatas bagi penduduk di daerah tersebut," kata Trump.
Ketika ditanya apakah AS akan mengirim pasukan ke Jalur Gaza, ia menjawab: "Jika perlu, kami akan melakukannya.
"Kami akan mengambil alih bagian itu. Kami akan mengembangkannya, menciptakan ribuan dan ribuan lapangan kerja, dan itu akan menjadi sesuatu yang bisa dibanggakan oleh seluruh Timur Tengah," ucap Trump.
Trump juga mengatakan bahwa ia melihat AS memiliki "kepemilikan jangka panjang" atas Jalur Gaza.
"Saya melihat posisi kepemilikan jangka panjang, dan saya melihatnya membawa stabilitas besar ke bagian Timur Tengah itu, dan mungkin seluruh Timur Tengah dan ini bukan keputusan yang dibuat dengan mudah. ??Semua orang yang saya ajak bicara menyukai gagasan Amerika Serikat memiliki sebidang tanah itu," tegas Trump.
"Saya telah mempelajarinya dengan sangat cermat selama berbulan-bulan, dan saya telah melihatnya dari setiap sudut yang berbeda, dan itu adalah tempat yang sangat, sangat berbahaya, dan itu hanya akan menjadi lebih buruk. Dan saya pikir ini adalah ide yang menjadi luar biasa -,dan saya berbicara tentang tingkat kepemimpinan tertinggi,- mendapat pujian luar biasa. Dan jika Amerika Serikat dapat membantu menciptakan stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah, kami akan melakukannya,” imbuhnya.
Ketika ditanya apakah ini berarti ia tidak mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, Trump berkata: "Itu tidak berarti apa pun tentang dua negara atau satu negara atau negara lainnya. Itu berarti kami ingin memberi orang kesempatan untuk hidup."
"Mereka tidak pernah memiliki kesempatan untuk hidup karena Jalur Gaza telah menjadi lubang neraka bagi orang-orang yang tinggal di sana," tambahnya.
Menanggapi pertanyaan tentang siapa yang akan tinggal di Gaza jika warga Palestina pergi, Trump menjawab: "Orang-orang di dunia."
"Saya pikir Anda akan menjadikannya tempat internasional yang luar biasa. Saya pikir potensi di Jalur Gaza luar biasa," katanya.
"Saya pikir seluruh dunia, perwakilan dari seluruh dunia akan berada di sana, dan mereka akan tinggal di sana. Warga Palestina akan tinggal di sana. Banyak orang akan tinggal di sana,” Trump menambahkan.
Trump menyatakan bahwa Jalur Gaza akan menjadi "Riviera Timur Tengah," dengan mengatakan: "Kita memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu yang bisa jadi fenomenal."
Kemudian Netanyahu menimpali dengn berkata: "Seperti yang kita bahas, Tuan Presiden, untuk mengamankan masa depan kita dan membawa perdamaian ke kawasan kita, kita harus menyelesaikan pekerjaan ini."
Ia menambahkan bahwa Israel harus memastikan bahwa "Gaza tidak akan pernah lagi menjadi ancaman bagi Israel."
Sebelumnya, saat duduk bersama Netanyahu di Ruang Oval, Trump mengatakan ia berpikir Yordania dan Mesir akan menerima warga Palestina dari Gaza, dengan menyatakan bahwa daerah kantong itu adalah lokasi pembongkaran dan tidak layak huni. Usulan kontroversial Trump telah menerima kecaman luas, dengan banyak yang menyebutnya sebagai "pembersihan etnis" dan "kejahatan perang."
Yordania dan Mesir, bersama dengan negara-negara regional dan Eropa lainnya seperti Inggris, Prancis, dan Jerman, dengan tegas menolak usulan relokasi Trump.