Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 4 February 2025 12:53
Kuala Lumpur: Malaysia akan secara aktif membangun hubungan dagang dengan negara-negara lain, seperti Tiongkok, Rusia, dan Brasil ketimbang menunggu dampak dari kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS), tegas Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada Selasa, 4 Februari 2025.
Berbicara kepada parlemen Malaysia di Kuala Lumpur, Anwar mengatakan bahwa menunggu tarif AS akan berdampak negatif pada kondisi perekonomian nasional.
“Ada ketidakpastian menyusul penghentian sementara tarif selama 30 hari oleh Presiden AS Donald Trump atas Kanada dan Meksiko,” kata Anwar, mengutip dari The Straits Times.
Trump hanya menunda tarif untuk Kanada dan Meksiko, namun tidak terhadap Tiongkok yang terkena tarif 10 persen..
Anwar mengatakan Malaysia tidak dapat bertindak tergesa-gesa dalam melawan dampak tarif AS karena masih banyak ketidakpastian geopolitik.
“Kita harus mengambil langkah proaktif untuk secara agresif membuka jaringan mitra dagang yang lebih luas,” tutur Anwar kepada para anggota parlemen Malaysia.
Trump telah menandatangani perintah eksekutif pada Sabtu pekan kemarin untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko dan kenaikan tarif sebesar 10 persen pada impor dari Tiongkok, yang telah memicu pertentangan luas dan pembalasan langsung.
Tarif baru tersebut berarti membuat perusahaan-perusahaan AS harus mengurangi keuntungan atau menerapkan pemotongan untuk melindungi margin mereka. Walhasil, kondisi ini akan berdampak luas pada perekonomian AS.
Baca juga: Dirayu Presiden Meksiko, Trump Akhirnya Luluh dan Tunda Tarif Impor