Logo NATO di markas besarnya di Brussels, Belgia. (Anadolu Agency)
Brussels: Sebuah drone Rusia kembali melanggar wilayah udara
NATO pada Sabtu, 13 September, yang memaksa Rumania mengerahkan pesawat jet tempur F-16 untuk melakukan pencegatan dan pelacakan selama hampir satu jam.
Insiden ini terjadi bersamaan dengan serangan baru Rusia terhadap pelabuhan-pelabuhan Ukraina, meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya perang secara langsung ke negara anggota NATO dan menuai kecaman keras dari negara-negara sekutu.
Respons Rumania
Kementerian Pertahanan Rumania mengonfirmasi wilayah udaranya ditembus oleh sebuah drone saat Rusia menyerang infrastruktur di Ukraina. Dua jet F-16 segera diterbangkan dan berhasil “mendeteksi drone di wilayah udara nasional,” sebelum pesawat tak berawak itu “menghilang dari radar” di dekat desa Chilia Veche.
Pihak berwenang memastikan drone tersebut tidak melintas di atas area berpenduduk dan tidak menimbulkan “ancaman langsung.” Namun, tim darat disiagakan untuk mencari kemungkinan puing.
Parlemen Rumania sebelumnya telah mengesahkan undang-undang pada Februari yang memberi kewenangan militer untuk menembak jatuh drone yang melanggar wilayah udara, setelah beberapa kali fragmen drone Rusia jatuh di wilayahnya.
“Rumania mengecam perilaku sembrono Rusia yang mengancam stabilitas regional,” tulis Menteri Pertahanan Ionut Mosteanu di media sosial. “Bersama sekutu NATO, kami tetap waspada dan siap mempertahankan setiap jengkal wilayah udara aliansi,” tambahnya, dikutip dari Kyiv Post, Minggu, 14 September 2025.
Preseden Polandia dan Implikasi Lebih Luas
Pelanggaran ini terjadi hanya beberapa hari setelah
Polandia menembak jatuh drone Rusia yang masuk ke wilayahnya, menandai pertama kalinya negara anggota NATO menembak aset Rusia sejak perang dimulai.
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menyebut peristiwa itu sebagai titik berbahaya. “Saya tidak punya alasan untuk mengatakan kita berada di ambang perang, tetapi garis telah dilewati, dan ini jauh lebih berbahaya dari sebelumnya,” ujarnya.
“Situasi ini membawa kita pada titik terdekat menuju konflik terbuka sejak Perang Dunia II,” kata Tusk menegaskan.
Dukungan Sekutu dan inisiatif baru NATO
Insiden ini telah menggema di seluruh benua Eropa. Menteri Luar Negeri Swedia, Maria M. Stenergard, menyampaikan dukungan negaranya, menulis dalam sebuah unggahan media sosial.
“
Pelanggaran wilayah udara NATO lainnya yang tidak dapat diterima. Swedia menyatakan solidaritas penuhnya kepada Rumania sebagai Sekutu NATO dan Negara Anggota Uni Eropa,” tegasnya.
Menanggapi pola pelanggaran tersebut, NATO baru-baru ini mengumumkan inisiatif baru, "Eastern Sentry” untuk memperkuat pertahanan sayap timurnya, menandakan postur baru yang lebih agresif terhadap ancaman udara Rusia.
Kolonel Angkatan Darat AS purnawirawan Richard Williams, mantan wakil direktur Divisi Investasi Pertahanan NATO, mengatakan kepada Kyiv Post pada hari Sabtu: "Menurut pandangan saya, insiden Rumania menegaskan bahwa serangan pesawat tak berawak ini disengaja.”