Jelang 100 Hari Kerja, Farhan Soroti Masalah Sampah dan PHK

Wali Kota Bandung, M Farhan. Metrotvnews.com/Roni Kurniawan

Jelang 100 Hari Kerja, Farhan Soroti Masalah Sampah dan PHK

Roni Kurniawan • 16 May 2025 14:11

Bandung: Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyoroti dua hal menjelang 100 hari kepemimpinannya setelah dilantik menjadi kepala daerah pada 20 Februari 2025 lalu. Yaitu masalah sampah dan maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK).

Farhan mengatakan, masalah sampah dan PHK ditemukan setelah melakukan survei sejak menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Dua masalah itu pun menjadi prioritas Farhan untuk segera ditangani.

"Kita kemarin sudah melakukan survei titik-titik apa saja yang kita perlu lebih diperhatikan. Ada dua hal ternyata yang menjadi perhatian dari warga sejak 20 Februari saya dilantik. Itu dua hal yang sangat perlu dikejar. Satu adalah masalah sampah. Nah yang kedua masalah PHK," ujar Farhan di Balai Kota Bandung, Jumat, 16 Mei 2025.

Terkait sampah, saat ini Pemkot sedang membangun pengolahan sampah yang berlokasi di Gedebage. Pembangunan pengolahan sampah tersebut pun diakui Farhan membutuhkan waktu cukup lama karena memulai kembali dari awal.
 

Baca: Sampah di TPA Cipeucang Tangsel Overload

"Fasilitas pengolahan sampah organik itu nomor satu. Karena di sana enggak ada yang namanya insinerator. Jadi sekali lagi saya tekankan di Gedebage tidak ada insinerator, 100 persen penanganan sampah organik. Nah itu butuh waktu sekitar tiga bulan untuk membangun semua fasilitas," beber Farhan.

Alat pemusnah sampah dengan insinerator erus dikembangkan untuk 15 titik di Kota Bandung. Saat ini, baru terdapat tiga titik yang dilengkapi insinerator di Ciwastra ada 2, kemudian satu lagi di Bandung Kulon.

"Nah yang lainnya masih belum operasional, masih jauh, kita masih menunggu konstruksi dan lain-lain, sambil menghitung satu per satu kira-kira berapa besar resiko polusinya," tandasnya.

Sementara untuk penanganan maraknya gelombang PHK, Farhan bakal merumuskan program kerja padat karya yang berada di bawah naungan Dinas Tenaga Kerja. Pasalnya selama 2025 ini, sekitar 3 ribu orang kelihangan pekerjaan di Kota Bandung terutama sektor pariwisata karena dampak dari efisiensi.

"Iya, lumayan tinggi, Karena kan waktu efisiensi dari Februari sampai April, sampai bulan puasa ya. Itu banyak hotel yang layout kan, terutama tidak memperpanjang kontrak pekerja harian. Dan industri wisata di Bandung itu kan lumayan tinggi. Perkiraan saya mah mungkin nambah sekitar 2.000 sampai 3.000 orang pekerja harian yang tidak diperpanjang kontraknya," ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)