OPM Klaim Bunuh Tentara di Yahukimo, TNI Tegaskan Tak Kehilangan Satu Pun Prajurit

Ilustrasi korban pembunuhan OPM. Dok. Istimewa

OPM Klaim Bunuh Tentara di Yahukimo, TNI Tegaskan Tak Kehilangan Satu Pun Prajurit

M Rodhi Aulia • 10 April 2025 21:23

Jakarta: Pernyataan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) tentang pembunuhan terhadap anggota militer Indonesia di Yahukimo, Papua Pegunungan, dibantah langsung oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pihak TNI menegaskan bahwa korban yang tewas dalam tragedi tersebut adalah warga sipil, bukan prajurit seperti yang diklaim kelompok separatis bersenjata tersebut.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen Kristomei Sianturi memastikan tidak ada prajurit TNI maupun anggota Polri yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Ia menilai informasi yang disebarkan oleh OPM hanyalah propaganda.

“11 orang ini diklaim sebagai tentara (oleh KKB). Tentara itu (pasti) tercatat namanya, terdaftar namanya,” kata Kristomei yang dikutip, Kamis, 10 April 2025.

“Nah, hari ini tidak ada satu pun prajurit TNI atau Polri yang gugur di sana. Artinya apa? Artinya itu adalah hoaks yang disampaikan oleh pihak KKB,” tegas dia.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Budi Gunawan menegaskan fokus utama pemerintah saat ini adalah mengevakuasi korban dan mengembalikan mereka ke keluarga. Proses evakuasi disebut tidak mudah karena medan yang berat dan cuaca yang tidak mendukung.

Baca juga: Kronologi Pendulang Emas Dibunuh KKB di Yahukimo, Korban Tewas Capai 11 Orang

"Saat ini, fokus pemerintah adalah melakukan evakuasi para korban dan memulangkannya ke keluarga. Proses evakuasi terhambat oleh kondisi geografis dan cuaca di lokasi," ujar Budi, Kamis, 10 April 2025.

Pemerintah juga mengecam keras aksi kekerasan yang menewaskan 11 warga sipil tersebut. Budi menyebut tindakan itu sebagai aksi keji yang mencederai nilai kemanusiaan.

"Tragedi ini menunjukkan pelaku tidak memiliki rasa kemanusiaan dan melakukan pembunuhan secara sadis dan sporadis. Aksi teror yang dilakukan membuat masyarakat ketakutan untuk beraktivitas," katanya.

Guna mengatasi situasi, Kemenko Polhukam telah menggelar rapat koordinasi bersama kementerian dan lembaga terkait, termasuk TNI, Polri, BIN, dan lainnya. Langkah ini diambil sebagai upaya penanganan cepat terhadap insiden kekerasan di Yahukimo serta penguatan keamanan di wilayah rawan konflik.

"Hari ini Kemenko Polkam mengadakan Rakor Jajaran Polkam dengan peserta Kemendagri, TNI, Polri, BIN, Komdigi, PMK, KSP, dan PCO untuk mengambil langkah-langkah penanganan kekerasan di Papua," ujar Budi.

Pemerintah pun menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua dan memperkuat penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan.

“Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Papua dan tidak memberikan ruang bagi para pelaku teror serta terus melakukan penegakan hukum kepada pihak-pihak yang terlibat,” kata Budi menegaskan.

Sebelumnya, TPNPB-OPM mengklaim telah membunuh 11 anggota militer Indonesia yang menyamar sebagai pendulang emas di Yahukimo. Klaim itu disampaikan Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, yang menyebut penyerangan dilakukan selama tiga hari oleh regu bersenjata Kodap III Nduga-Derakma.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)