Jakarta: Seiring dengan dinamika geopolitik global yang terus berkembang, kehadiran kelompok negara berkembang seperti BRICS menjadi semakin penting.
Dalam pertemuan puncak BRICS tahun 2025 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, Presiden Prabowo Subianto hadir sebagai pemimpin Indonesia pertama yang mewakili negara dalam kapasitas penuh sebagai anggota BRICS.
Lantas, apa itu BRICS? Mengapa Indonesia bergabung dengan BRICS ini, apa manfaatnya? Berikut informasinya.
Apa Itu BRICS?
BRICS adalah akronim dari lima negara: Brazil, Rusia, India, China, dan South Africa (Afrika Selatan). Didirikan pada tahun 2006, kelompok ini berfokus pada diskusi berbagai isu global terkini. Pada 2023, keanggotaan BRICS diperluas dengan masuknya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Dilansir dari media sosial X
@BRICSInfo, hingga kini didapati 13 negara yang bermitra pada BRICS yakni Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Indonesia, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.
BRICS merupakan forum kerja sama ekonomi dan politik yang mengusung semangat multilateralisme, pemerataan pembangunan, dan perimbangan kekuatan global.
Seiring waktu, BRICS berkembang dan mulai menerima negara anggota baru, termasuk Indonesia, yang resmi bergabung pada 6 Januari 2025.
Indonesia Resmi Bergabung dengan BRICS
Keanggotaan
Indonesia di BRICS menandai langkah penting dalam diplomasi luar negeri yang bebas dan aktif. Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia dipandang strategis dalam memperkuat suara negara-negara berkembang atau Global South.
Masuknya Indonesia ke dalam BRICS juga memberikan peluang baru dalam kerja sama ekonomi, investasi, perdagangan, dan inovasi teknologi lintas negara.
Pada KTT BRICS yang digelar 6–7 Juli 2025 di Brasil,
Presiden Prabowo Subianto hadir untuk pertama kalinya sebagai pemimpin Indonesia yang duduk sejajar dengan negara-negara anggota BRICS lainnya.
Momen ini menjadi sorotan publik internasional. Prabowo terlihat bersalaman hangat dan berbincang akrab dengan sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
Sesi foto berlangsung dalam suasana ramah, diwarnai senyum dan sapaan antar pemimpin. Hal ini mencerminkan semangat solidaritas negara-negara Selatan Global.
Manfaat Indonesia Gabung BRICS
Dilansir dari laman resmi
Kemhan, berikut manfaat Indonesia Gabung BRICS:
1. Potensi Ekonomi
Peluang pasar dalam BRICS berjumlah lebih dari 3 miliar jiwa. Produk-produk utama Indonesia, seperti minyak kelapa sawit, batu bara, hingga tekstil, dapat meraih pangsa pasar yang lebih luas.
2. Diversifikasi Mitra Dagang
Dengan bergabung di BRICS, Indonesia memiliki peluang untuk membangun hubungan dagang yang lebih luas dan beragam.
3. Kekuatan Diplomasi
BRICS adalah platform strategis negara-negara berkembang untuk memperjuangkan reformasi ekonomi global. Dengan menjadi anggota, Indonesia dapat mendorong perubahan yang lebih inklusif, seperti distribusi hak suara yang lebih adil di lembaga-lembaga global seperti IMF dan Bank Dunia.