Jepang Gelar Pemilu Majelis Tinggi, PM Ishiba Terancam Kehilangan Kendali

PM Jepang Shigeru Ishiba berkampanye pada Sabtu, 19 Juli 2025, satu hari menjelang pemilu majelis tinggi. (X / @shigeruishiba)

Jepang Gelar Pemilu Majelis Tinggi, PM Ishiba Terancam Kehilangan Kendali

Willy Haryono • 20 July 2025 12:25

Tokyo: Jepang menggelar pemilu majelis tinggi hari ini, Minggu, 20 Juli 2025, dalam sebuah ujian politik penting bagi Perdana Menteri Shigeru Ishiba. Kekhawatiran publik terkait inflasi dan isu imigrasi berpotensi melemahkan cengkeraman politik koalisi yang dipimpin Partai Demokrat Liberal (LDP).

Survei menunjukkan LDP dan mitra koalisinya, Komeito, kemungkinan besar gagal mempertahankan setidaknya 50 kursi yang dibutuhkan untuk mengontrol separuh dari total 248 kursi di majelis tinggi Jepang, di mana separuh kursinya diperebutkan dalam pemilu kali ini.

Partai-partai oposisi yang lebih kecil diperkirakan meraih keuntungan politik, terutama mereka yang mendorong pemotongan pajak dan peningkatan belanja publik. Salah satunya adalah Sanseito, partai sayap kanan yang menolak arus imigrasi, investasi asing, dan kebijakan kesetaraan gender.

Hasil buruk bagi koalisi berisiko mengguncang kepercayaan investor terhadap perekonomian terbesar keempat di dunia, serta mengganggu perundingan perdagangan penting dengan Amerika Serikat. Jepang menghadapi tenggat waktu hingga 1 Agustus untuk mencapai kesepakatan dagang atau menghadapi tarif ekspor yang memberatkan.

"Jika gagal, Ishiba mungkin harus memilih antara mundur sebagai ketua LDP atau berkompromi dengan oposisi demi mempertahankan kekuasaan," kata Rintaro Nishimura, analis dari Asia Group di Jepang, seperti dikutip dari AsiaOne.

Apa pun hasilnya, kata Nishimura, LDP dan Komeito harus membuat konsesi politik yang sulit, karena partai oposisi punya daya tawar tinggi dalam negosiasi.

Di tengah pasar obligasi pemerintah yang gelisah, LDP menyerukan pengendalian fiskal dan menolak desakan oposisi untuk memotong pajak dan memperluas bantuan sosial. Sementara itu, inflasi terus menekan rumah tangga, termasuk lonjakan harga beras yang telah naik dua kali lipat sejak tahun lalu.

Sejak kalah dalam pemilu majelis rendah pada Oktober lalu, yang merupakan hasil terburuk dalam 15 tahun, posisi pemerintahan Ishiba terus goyah. Ia menghadapi ancaman mosi tidak percaya yang dapat menggulingkannya dan memicu pemilu nasional baru.

Selama sebagian besar era pascaperang, Jepang telah diperintah oleh LDP. Namun, ketegangan sosial dan fragmentasi politik yang terjadi di negara-negara demokrasi industri kini mulai terasa juga di Tokyo.

Tempat pemungutan suara akan ditutup pada pukul 20.00 waktu setempat, dan media dijadwalkan merilis proyeksi hasil berdasarkan exit poll tak lama setelahnya.

Baca juga:  Kekalahan LDP di Pemilu Tokyo Guncang Stabilitas Pemerintahan Ishiba

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)