PM Jepang Shigeru Ishiba. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 23 June 2025 21:02
Tokyo: Partai Demokrat Liberal (LDP) yang dipimpin Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mencatat hasil terburuk dalam sejarahnya pada pemilihan Majelis Metropolitan Tokyo, yang digelar Minggu, 22 Juni 2025.
Hasil ini menjadi pukulan telak bagi pemerintahan minoritas Ishiba, hanya sebulan menjelang pemilu majelis tinggi (House of Councillors) pada Juli mendatang.
LDP hanya berhasil mengamankan 22 kursi, termasuk tiga kursi dari kandidat eks-LDP yang maju tanpa dukungan resmi akibat skandal pendanaan politik. Jumlah ini lebih rendah dari rekor terendah sebelumnya, yakni 23 kursi pada 2017, dan turun signifikan dari 30 kursi yang dikuasai sebelum pemilu kali ini.
Melansir Kyodo News, Senin, 23 Juni, partai regional Tomin First no Kai—besutan Gubernur Tokyo Yuriko Koike—muncul sebagai pemenang dengan 32 kursi, termasuk satu kandidat independen yang terafiliasi.
Kemenangan ini mencerminkan kuatnya dukungan publik terhadap kebijakan pro-rakyat Koike, terutama dalam isu kesejahteraan sosial dan dukungan bagi keluarga muda.
Partai Demokrat Konstitusional Jepang (CDPJ) sebagai oposisi utama meraih 17 kursi, sedangkan Komeito—mitra koalisi LDP di tingkat nasional—mengantongi 19 kursi. Partai Demokrat untuk Rakyat (DPP), yang belakangan mencuri perhatian di tingkat nasional, mencetak sejarah dengan memenangkan 9 kursi dalam debutnya di pemilu majelis Tokyo.
Sementara itu, partai populis kanan baru Sanseito sukses merebut tiga kursi pertamanya dalam majelis tersebut.
Tingkat partisipasi pemilih mencapai 47,59 persen, naik 5,2 poin dari pemilu sebelumnya pada 2021. Komisi pemilihan mencatat sekitar 1,73 juta warga Tokyo telah memberikan suara lebih awal hingga Sabtu, meningkat sekitar 300.000 suara dari jumlah dalam pemilu sebelumnya.
Sebelum pemilihan, LDP memegang 30 kursi, disusul Tomin First (26), Komeito (23), dan CDPJ (12). Kekalahan besar LDP kali ini memicu kekhawatiran baru terhadap stabilitas pemerintahan Ishiba dan membuka jalan bagi oposisi maupun kekuatan politik lokal untuk memperbesar pengaruhnya dalam pemilu nasional mendatang.
Baca juga: Akibat Voucher Berhadiah, Dukungan terhadap Pemerintah Jepang Anjlok