Paus Fransiskus saat mengunjungi Timor Leste pada September 2024. (Vatican News)
Dili: Pemerintah Timor Leste resmi mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari untuk menghormati wafatnya Paus Fransiskus. Keputusan tersebut diumumkan oleh dewan Menteri pada Selasa, 22 April 2025, sehari setelah pemimpin Gereja Katolik itu meninggal dunia di usia 88 tahun.
Selama masa berkabung, seluruh bendera nasional Timor Leste dikibarkan setengah tiang di seantero penjuru negeri.
Dalam pernyataan resminya, Timor Leste menyebut Paus Fransiskus sebagai tokoh besar yang telah memberikan warisan spiritual mendalam bagi masyarakat.
“Negara wajib menunjukkan rasa terima kasih dan penghormatan mendalam kepada pemimpin besar Gereja Katolik ini,” bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari Asia One, Selasa, 22 April 2025.
Kedekatan khusus dengan Timor Leste
Paus Fransiskus memiliki hubungan erat dengan Timor Leste, negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Lebih dari 97 persen warga memeluk agama Katolik, menjadikan negara ini sebagai salah satu basis umat Katolik terbesar di Asia.
Dalam kunjungannya tahun lalu, Paus Fransiskus disambut sekitar 600.000 orang atau hampir setengah dari total populasi Timor Leste, dalam sebuah misa akbar yang digelar di Dili.
Kunjungan tersebut merupakan kali pertama sejak lawatan Paus Yohanes Paulus II lebih dari tiga dekade silam. Salah satu peserta misa, Hermenegildo Oliveira, mengaku momen itu tak akan ia lupakan.
“Itu peristiwa sekali seumur hidup. Saya bisa melihat matanya langsung,” ujarnya. Hermeneglio menambahkan bahwa Paus Fransiskus sangat berarti bagi rakyat kecil, terutama mereka yang hidup dalam keterbatasan.
Ungkapan duka dan refleksi
Sebagai bagian dari penghormatan, berbagai kegiatan spiritual digelar di seluruh Timor Leste. Prosesi doa dari Gereja Paroki Balide menuju Taman Bunda Maria Lecidere diadakan pada malam pertama masa berkabung.
Patung Paus Fransiskus turut dibawa dalam prosesi tersebut, dan misa Requiem dijadwalkan berlangsung di Katedral Dili dalam beberapa hari mendatang.
Meski dihormati secara luas, Gereja Katolik di Timor Leste juga menghadapi tantangan moral dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2022, Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo dikenai sanksi oleh Vatikan atas dugaan pelecehan seksual yang terjadi pada 1990-an. Setahun sebelumnya, seorang pastor asal Amerika dijatuhi hukuman 12 tahun penjara karena kasus serupa.
Dalam konteks itu, kepemimpinan Paus Fransiskus yang menekankan reformasi dan perlindungan terhadap korban menjadi sangat relevan dan dikenang oleh umat Katolik di Timor Leste. (
Muhammad Adyatma Damardjati)
Baca juga:
Vatikan Umumkan 9 Hari Masa Berkabung atas Kepergian Paus Fransiskus