Ilustrasi. Foto: dok MI/Bagus Suryo.
Media Indonesia • 9 September 2023 16:14
Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan pemerintah Indonesia melalui PT PLN (Persero) akan mengekspor listrik ke Singapura dengan kapasitas dua gigawatt (GW).
Hal ini disampaikan Arifin usai melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng di Kantor Kementerian ESDM, Jumat, 8 September 2023.
Dalam MoU tersebut, terjalin kerja sama energi rendah karbon dan interkoneksi listrik lintas batas antara Indonesia dengan Singapura. "MoU ini soal interkoneksi listrik bersih dengan Singapura," kata Arifin, dilansir Media Indonesia, Sabtu, 9 September 2023.
Menteri ESDM menuturkan MoU tersebut akan berlaku tiga sampai lima tahun dan dapat diperpanjang untuk periode lima tahun berikutnya.
Baca juga: Ini Dia Daftar Tarif Listrik September 2023
Tindak lanjut dari pertemuan AMEM-41
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menerangkan kerja sama perdagangan listrik rendah karbon ini kelanjutan dari agenda pertemuan The ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM-41) dilaksanakan di Nusa Dua, Bali, pada 24-25 Agustus 2023.
Dadan menambahkan, MoU tersebut juga melengkapi MoU sebelumnya yang telah diteken antara Kementerian ESDM RI dengan Ministry of Trade and Industry (MTI) Singapura pada 21 Januari 2022 lalu.
"MoU ini kelanjutan dari acara AMEM yang di Bali guna meningkatkan interkoneksi listrik di ASEAN. Sekitar dua GW kapasitasnya. MoU ini sebagai bentuk
endorsement (promosi) kedua pemerintahan untuk perdagangan listrik," jelas dia.
Kerja sama rencana perdagangan listrik itu menggunakan skema bisnis
government to government (G
to G). Namun, untuk besaran investasi, Dadan belum bisa menyebutkan. Pemerintah Indonesia tengah menunggu permintaan dari Singapura, untuk kemudian dikonsolidasikan dengan PT PLN.
"Kami masih menunggu secara resmi dari Singapura seperti apa
deal-nya. Nanti kita lihat apakah mereka belinya setahun-tahun, apa lima tahun sekali," tutup Dadan. (
Insi Nantika Jelita)