Laporan AMRO. Foto: AMRO.
Singapura: Kantor Penelitian Makro Ekonomi ASEAN+3 (AMRO) menerbitkan laporan utama tahunannya, ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) 2024.
AMRO kini memperkirakan kawasan ASEAN+3 ini akan tumbuh sebesar 4,5 persen tahun ini, naik dari 4,3 persen pada 2023. AMRO juga merilis perkiraan pertumbuhan pada 2025 dengan meningkat sebesar 4,2 persen.
Pertumbuhan yang lebih kuat di ASEAN+3 tahun ini terutama akan didorong oleh kuatnya permintaan domestik, didukung oleh peningkatan pendapatan rumah tangga dan pulihnya aktivitas investasi.
Antisipasi perubahan arah ekspor, sebagian disebabkan oleh siklus penggunaan chip global, dan pemulihan pariwisata yang berkelanjutan akan memberikan dorongan tambahan.
Kawasan ASEAN diperkirakan akan memperoleh manfaat dari kombinasi faktor-faktor yang menguntungkan ini, dengan perkiraan pertumbuhan pada 2024 dan 2025 masing-masing sebesar 4,8 dan 4,9 persen. Sementara pertumbuhan di kawasan Plus 3 diperkirakan akan tetap kuat masing-masing sebesar 4,3 dan 4,1 persen. .
Harga komoditas global stabil
Dengan terus stabilnya harga komoditas global, inflasi di ASEAN+3, tidak termasuk Laos dan Myanmar, diperkirakan akan melambat dari 2,8 persen tahun lalu menjadi 2,5 persen pada 2024, sebelum kembali menurun menjadi 2,3 persen pada 2025.
Namun demikian, AMRO memperingatkan agar tidak menganggap remeh momentum positif di kawasan ini karena adanya potensi gangguan terhadap lintasan pertumbuhan.
"Lonjakan harga komoditas global yang tiba-tiba, pertumbuhan Tiongkok yang lebih lemah dari perkiraan, atau meningkatnya ketegangan geopolitik dapat membalikkan keadaan di kawasan ini," kata Kepala Ekonom AMRO Hoe Ee Khor.
Dia menuturkan, di tengah prospek positif mengingat pertumbuhan yang kuat dan disinflasi bertahap, negara-negara ASEAN+3 perlu membangun kembali ruang kebijakan sebanyak yang mereka bisa.
Pemulihan global masih lemah
Sudah hampir setahun sejak Organisasi Kesehatan Dunia mendeklarasikan berakhirnya pandemi Covid-19 dan ASEAN+3 terus bergulat dengan dampak pandemi ini.
Krisis kesehatan global tidak hanya berdampak buruk pada aktivitas ekonomi, namun juga pada angkatan kerja dan pembentukan modal, khususnya infrastruktur.
Tren pertumbuhan sebagian besar perekonomian regional masih lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi, dan pemulihan pembentukan modal sangat lemah.
"Revitalisasi pertumbuhan memerlukan peningkatan investasi dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan, terutama bagi perusahaan-perusahaan kecil," kata Khor.
Hadapi tiga tren utama
AMRO juga menyerukan negara-negara ASEAN+3 untuk bekerja sama lebih erat dalam menanggapi tiga tren sekuler utama: penuaan, konfigurasi ulang perdagangan global, dan perubahan teknologi yang pesat.
Meskipun perubahan struktural ini menimbulkan berbagai risiko, namun juga menciptakan sumber pertumbuhan dan peningkatan produktivitas baru. Menyeimbangkan risiko dengan peluang yang ditawarkan akan membantu ASEAN+3 mengamankan pertumbuhan yang berkelanjutan, berketahanan, dan inklusif dalam jangka panjang.
Kekhawatiran meningkat mengenai potensi dampak teknologi terhadap masa depan industri dan lapangan kerja di ASEAN+3, terutama dengan kemajuan pesat dalam teknologi kecerdasan buatan seperti AI Generatif.