Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.
Beijing: Sejumlah ekonom Tiongkok menyerukan agar Beijing melepaskan diri dari batasan defisit anggaran yang ketat serta membuka pintu bagi lebih banyak pinjaman pemerintah pusat sebagai cara untuk menopang perekonomian yang sedang melemah.
Wakil Direktur Institut Keuangan & Perbankan di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, Zhang Ming, menuturkan para pejabat perlu mempertimbangkan untuk menggandakan atau melipatgandakan obligasi negara khusus tahun ini menjadi tiga triliun yuan.
"Hal ini harus dilakukan untuk memberikan subsidi kepada konsumen dan mengurangi risiko utang pemerintah daerah, " tambah dia, dilansir Business Times, Kamis, 22 Agustus 2024.
Batasan defisit sebesar tiga persen terhadap produk domestik bruto (PDB) juga harus ditingkatkan untuk memberikan fleksibilitas kebijakan yang lebih besar kepada Kementerian Keuangan.
Tiongkok melakukan revisi yang jarang terjadi terhadap rasio defisitnya pada bulan Oktober tahun lalu menjadi 3,8 persen PDB dari semula tiga persen, yang mengakibatkan penjualan obligasi negara tambahan sebesar satu triliun yuan.
Tahun ini, pemerintah kembali menetapkan rasio sebesar 3 persen untuk menjaga disiplin fiskal dan memproyeksikan pandangan positif terhadap perekonomian.
Seruan Zhang untuk melakukan pinjaman yang lebih agresif oleh Beijing juga sejalan dengan seruan para ekonom dan mantan pejabat Tiongkok lainnya, termasuk pensiunan menteri keuangan Lou Jiwei, dan Yu Yongding, mantan penasihat bank sentral.
Perlu banyak stimulus fiskal
Pertumbuhan Tiongkok melambat ke laju terburuk dalam lima kuartal, menarik perhatian baru terhadap perlunya lebih banyak stimulus fiskal untuk membantu Beijing mencapai target pertumbuhan setahun penuh sekitar lima persen.
"Jika kita mematuhi tingkat defisit anggaran pusat sebesar tiga persen, apa pun yang terjadi, belanja fiskal pasti akan berkontraksi dan menjadi pro-siklus,” kata Zhang.
Kebijakan fiskal yang lebih aktif diperlukan untuk menghadapi tantangan perlambatan pasar properti, lemahnya posisi fiskal pemerintah daerah, dan lesunya konsumsi rumah tangga.
"Menaikkan rasio defisit fiskal merupakan alat kebijakan yang tepat dan efektif,” tambah Ketua Upright Asset Management Chenjie Liu.
Rasio defisit terhadap PDB harus ditingkatkan sebesar tiga poin persentase atau empat triliun hingga lima triliun yuan berdasarkan perkiraan ukuran PDB tahun ini terutama dalam bentuk pinjaman pemerintah pusat yang lebih tinggi.
Tiongkok telah mencoba untuk meningkatkan pertumbuhan dengan memotong suku bunga tetapi mereka gagal memberikan dampak positif bagi peminjam dalam menghadapi penurunan perumahan yang terus-menerus dan pasar kerja yang suram.
Stimulus fiskal dan langkah-langkah properti akan lebih efektif dalam menghidupkan kembali permintaan, namun hal ini merupakan salah satu opsi yang dilakukan pemerintah dengan hati-hati dalam skala besar karena kekhawatiran utang.