PM Inggris Keir Starmer berbicara kepada awak media di Gedung Putih usai bertemu Presiden AS Joe Biden, Jumat, 13 September 2024. (EPA)
Willy Haryono • 14 September 2024 16:14
Washington: Harapan Ukraina agar Amerika Serikat (AS) mencabut pembatasan penggunaan senjata buatan Negeri Paman Sam pupus untuk sementara waktu, usai Presiden Joe Biden bertemu Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bertemu di Washington pada Jumat kemarin.
Melansir dari Kyiv Post, Sabtu, 14 September 2024, kedua pemimpin menunda keputusan mengirim rudal jarak jauh ke Ukraina, yang diyakini terkait pernyataan Presiden Rusia Vladmir Putin yang mengancam akan adanya perang langsung dengan NATO.
Inggris baru-baru ini mengatakan ingin mengizinkan Ukraina menggunakan rudal Storm Shadow milik London. Tetapi karena banyak komponen rudal itu merupakan buatan AS, maka pengirimannya membutuhkan izin dari Washington.
AS tidak berencana mengumumkan kebijakan baru apa pun tentang Ukraina dan penggunaan rudal jarak jauh pada hari Jumat, kata Gedung Putih
Berbicara menjelang pertemuan antara Biden dan Starmer, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa kebijakan saat ini akan tetap berlaku.
"Tidak ada perubahan dalam pandangan kami tentang penyediaan kemampuan serangan jarak jauh bagi Ukraina untuk digunakan di dalam Rusia," katanya.
Starmer mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa ia telah melakukan "diskusi luas tentang strategi" dengan Biden, tetapi itu "bukan pertemuan tentang kapabilitas tertentu."
Sebelumnya, Starmer diharapkan untuk menekan Biden agar mendukung rencananya mengirim rudal Storm Shadow Inggris ke Ukraina sehingga rudal itu dapat menghantam lebih dalam ke dalam wilayah Rusia.
Namun, saat pertemuan dengan Biden semakin dekat, Starmer mengindikasikan bahwa ia dan Presiden AS akan membahas rencana tersebut di Majelis Umum PBB di New York akhir bulan ini "dengan kelompok individu yang lebih luas" - mungkin Prancis, yang juga telah memasok Kyiv dengan rudal Storm Shadow versi SCALP mereka, dan sekutu NATO lainnya yang bahkan lebih takut memprovokasi Putin, seperti Jerman dan Italia.
Baca juga: Drone Rusia Langgar Wilayah Udara, Rumania Kerahkan Jet Tempur