Petugas polisi di Prancis. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 4 May 2024 08:03
Paris: Polisi pada Jumat 3 Mei memasuki universitas Sciences Po di Paris, Prancis untuk mengusir puluhan mahasiswa yang melakukan aksi duduk pro-Gaza di aula depan. Aksi yang dilakukan oleh para pengunjuk rasa telah memicu perdebatan politik tentang konflik Israel-Palestina.
Seorang mahasiswa, yang mengidentifikasi dirinya sebagai perwakilan Komite Palestina bernama Hicham, mengatakan pihak berwenang universitas telah memberikan waktu 20 menit kepada kelompok tersebut untuk pergi sebelum kemungkinan evakuasi karena “ujian akan diadakan mulai Senin”.
"Kepala polisi mengerahkan aparat penegak hukum untuk mengevakuasi situs Sciences Po. 91 orang berhasil dievakuasi tanpa insiden," kata markas besar kepolisian Paris, seperti dikutip AFP, Sabtu 4 Mei 2024.
Bastien, 22, mengatakan kepada AFP bahwa dia dan pengunjuk rasa lainnya telah dibawa keluar secara damai dalam kelompok yang terdiri dari 10 orang oleh petugas.
Namun mahasiswa lainnya, Lucas, yang sedang berusaha meraih gelar master, mengatakan "ada yang diseret dan ada yang dicengkeram di kepala atau bahu".
Administrator telah menutup gedung utama Sciences Po pada hari Jumat sebagai tanggapan atas aksi duduk tersebut dan sebagai gantinya menyerukan kelas jarak jauh.
Kantor Perdana Menteri Gabriel Attal mengatakan, protes semacam itu akan ditangani dengan "ketegasan total", dan menambahkan bahwa 23 lokasi universitas telah "dievakuasi" pada hari Kamis.
Beberapa mahasiswa yang masih berada di ujung jalan yang diblokir setelah gedung dibersihkan, meneriakkan “kami masih di sini, meski Sciences Po tidak menginginkan kami” dan “hidup perjuangan rakyat Palestina”.