BFI Finance. Foto: BFI Finance.
Tangerang: PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatat total pendapatan sebesar Rp1,6 triliun pada kuartal I 2024. Sementara laba bersih terkumpul di kuartal I-2024 adalah sebesar Rp361,4 miliar. Performa Imbal Hasil Rata-Rata atas Aset (ROA) dan Imbal Hasil Rata-Rata atas Ekuitas (ROE) masing-masing menempati level 7,5 persen dan 14,9 persen.
Berdasarkan piutang pembiayaan yang dikelola, bisnis BFI Finance masih didominasi oleh produk pembiayaan beragun kendaraan roda empat dan roda dua sebesar 61,7 persen, diikuti dengan pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru sebesar 14,9 persen, pembiayaan alat berat dan mesin 14,7 persen, pembiayaan beragun sertifikat properti 4,5 persen, serta pembiayaan lainnya 4,2 persen.
Portofolio pembiayaan dengan tujuan sektor produktif terlapor paling banyak, yakni sebesar 58,2 persen untuk pembiayaan modal kerja. Di samping itu, pembiayaan investasi sebesar 20,1 persen, pembiayaan multiguna 18,7 persen, dan berbasis syariah tiga persen.
"Dengan pergerakan ekonomi yang cukup dinamis di triwulan pertama ini, yang diwarnai dengan perhelatan pilpres, momentum Ramadan, serta kondisi geopolitik, kami tetap fokus menerapkan risk appetite yang konservatif pada penyaluran kredit yang disetujui untuk menjaga kualitas aset dan fundamental bisnis Perusahaan. Hal ini seiring dengan upaya kami menjalani berbagai adaptasi sistem dan layanan keuangan terkini," terang Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono dalam keterangan tertulis, Senin, 29 April 2024.
Untuk strategi dan arah bisnis 2024, terdapat pengembangan produk keuangan baru serta optimalisasi produk yang sudah berjalan saat ini sehingga mampu mendukung target pertumbuhan bisnis perusahaan seiring dengan upaya mengembangkan teknologi terkini. Hal ini guna mendukung pengembangan bisnis perusahaan yang berbasis teknologi end-to-end dan berkelanjutan.
"Nilai tercatat untuk intangible asset atau aset tak berwujud peranti lunak meningkat sekitar 58,4 persen yoy dari Rp151,8 miliar menjadi Rp240,4 miliar, biaya ini dikeluarkan untuk mengakselerasi pengembangan teknologi sistem operasional bisnis Perusahaan,” tambah Sudjono.
Aset perusahaan
Pertumbuhan tercermin pada nilai total aset perusahaan yang dilaporkan sebesar Rp24,2 triliun. Nilai ini meningkat 0,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan nilai di kuartal I-2023 yaitu Rp24,0 triliun. Besarnya kelolaan aset yang dimiliki oleh perusahaan saat ini turut berkontribusi dari total piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) sebesar Rp22,5 triliun hingga Maret ini, dengan nilai pembiayaan baru tercatat sebesar Rp4,8 triliun.
Manajemen risiko yang dilakukan perusahaan membuahkan hasil positif dengan menurunnya rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) yang berhasil ditekan hingga berada di level 1,24 persen bruto dan 0,23 persen neto per 31 Maret 2024. Rasio NPF ini berada jauh lebih rendah dibandingkan dengan peer-nya yang rata-rata berada di level bruto 2,55 persen.
Kolaborasi dengan Goto
Akselerasi proses bisnis dan layanan juga mencakup kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai entitas yang salah satunya adalah dengan Grup PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (Grup GOTO), untuk pembiayaan berjaminan kendaraan bermotor bagi para mitra pengemudi Gojek.
"Kami menjalin kemitraan strategis dengan Grup GOTO dalam memberikan kemudahan pembiayaan berjaminan kendaraan bermotor. Kerja sama ini merupakan wujud kepercayaan mitra bisnis guna menyediakan solusi pembiayaan untuk berbagai kalangan sehingga memperluas ekosistem pembiayaan BFI Finance," ujar Direktur Bisnis BFI Finance Sutadi.
Sementara dari segi operasional layanan, BFI Finance akan fokus pada perluasan jaringan berbasis digital sehingga tidak ada pembukaan jaringan fisik kantor cabang di area baru.