Ilustrasi. Foto: MI/Bary Fathahilah.
Jakarta: Jelang Lebaran, harga pangan di Jakarta masih belum terkendali. Mulai dari harga beras, telur, hingga sayur-mayur melonjak tinggi. Tidak hanya warga, pedagang dan pengelola pasar juga mengeluhkan kondisi tersebut.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) Y. Joko Setiyanto mengatakan harga pangan yang naik dikarenakan permintaan yang tinggi. Bahkan, tahun ini, harga beras termasuk menjadi salah satu komoditas pangan yang melonjak harganya.
"Saya bukan orang politik, tapi memang untuk beras ini sangat berat ya," aku Joko saat acara nota Memorandum of Understanding (MoU) dengan Rhyne Technologies LLC bertajuk 'Empowering Digital Growth' di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, dikutip Kamis, 28 Maret 2024.
Ia menjelaskan, dengan kondisi seperti tersebut, pemerintah perlu menyiapkan antisipasi yang lebih panjang tanpa berdalih cuaca yang menjadi penyebab hal itu terjadi.
"Kita tidak bisa salahkan cuaca atau apalah, semua itu kan mesti dipertimbangkan. Kami Asparindo selalu berusaha membantu pemerintah kapanpun," imbuhnya.
Pasalnya, meski harga meroket, Joko mengatakan untuk stok pangan sendiri terbilang aman, pun juga terjadi di Jakarta. "Masih aman stoknya. Tapi seharusnya kita tidak mengulang hal yang sama," kata dia.
Digitalisasi data pangan
Lebih lanjut, Joko menyebutkan dalam waktu dekat mereka akan menyiapkan digitalisasi terkait data pangan. Dengan begitu, selama ini kesulitan mendapatkan akses data pangan bisa diatasi.
"Kita sangat penting digitalisasi karena jika tidak, data itu sangat susah. Misalnya, data padi untuk beras detailnya seperti apa," jelas dia. Menurut Joko, kegiatan transaksi yang menggunakan pena dan kertas di pasar-pasar bisa dipermudah dengan digitalisasi.
Dia mencontohkan selama ini pedagang yang berbelanja ke Pasar Induk Kramatjati sekitar pukul 03.00 hingga 04.00 untuk mengisi kiosnya. Dengan digitalisasi itu, para pedagang tidak perlu ke Pasar Induk Kramatjati.
"Itu yang sedang kami mulai. Dengan
digitalisasi itu akan mempermudah distribusi juga," ungkap Joko.
Dalam hal ini pihaknya menggandeng mitra strategis Rhyne Technologies LLC dari Amerika Serikat. Perusahaan ini sudah berpengalaman puluhan tahun di dunia pengembangan industri khususnya teknologi, dan akan membuat entitas usaha bersama. "Untuk mendorong literasi digitalisasi pada perekonomian pasar rakyat," kata Joko.
Kerja sama ini ditandai dengan meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
Sementara itu CEO Rhyne Technologies LLC Quang Buu Tran mengatakan, Rhyne Technologies merupakan perusahaan perangkat lunak terdepan yang menghadirkan produk inovatif yang ditujukan untuk industri tradisional. Tidak terkecuali minyak dan gas (migas), konstruksi dan pertambangan.
"Dengan fokus menggunakan teknologi untuk menjembatani kesenjangan di sektor yang terabaikan, Rhyne Technologies berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi operasional dan membuka peluang baru," ujarnya.
(MOHAMAD FARHAN ZUHRI)