Ilustrasi pasar. Foto: MI/Atet Dwi Pramadia
Jakarta: Masyarakat diminta agar tidak melakukan aksi memborong bahan pangan atau panic buying menghadapi Lebaran tahun ini dan sesudahnya karena stok cukup tersedia dengan harga terjangkau.
"Berapapun permintaannya siap kami penuhi, baik melalui stok di dalam negeri, kalau kurang masih ada mekanisme impor," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim dalam acara dialog publik bertajuk Memastikan Ketersediaan dan Keterjangkauan Harga Pangan Jelang dan Pasca Lebaran 2024 yang digelar Divisi Humas Polri, di Hotel Grand Dika, Jakarta Selatan, dilansir Media Indonesia, Kamis, 28 Maret 2024.
Sementara dari pantauan Kemendag di 600 pasar tradisional di 500 kota di Tanah Air, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri memastikan harga bahan pangan relatif stabil, kecuali harga cabai dan ayam yang naik sedikit signifikan.
Sedang untuk beras yang sempat terjadi kelangkaan di retail-retail modern saat ini sudah relatif stabil.
"Harga bawang putih naik cukup tinggi karena harga impornya juga naik," ungkap Isy.
Sementara itu, Karo Perencanaan, Kerja Sama dan Humas Badan Pangan Nasional, Budi Waryanto, menambahkan sampai April 2024, rata-rata stok beras cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 65 hari.
"Untuk komoditas yang mengandalkan ekspor, seperti kedelai, gula pasir, daging sapi juga relatif cukup," terang Budi.
Kenaikan harga beras melambat
Direktur Transformasi dan Kelembagaan Bulog Sonya Momariska menambahkan, sebenarnya kenaikan harga beras melambat pada akhir Februari bahkan turun di awal Maret.
Kenaikan ini, lanjut Sonya, lebih terjadi karena mundurnya masa panen dari yang biasanya awal Maret saat ini mundur ke April.
"Mundurnya masa panen berpengaruh pada menipisnya stok, sementara kebutuhan meningkat karena banyak libur nasional dan menjelang lebaran Idul Fitri," kata Sonya.
Sementara itu Wakil Kasatgas Pangan Kombes Samsu Arifin mengemukakan, pihaknya terus memantau ketersediaan dan harga bahan pokok, serta memastikan kelancaran distribusi dan menjaga keseimbangan supply dan demand.
"Kami mendahulukan upaya preemtif dan preventif, tidak serta merta represif karena tugas kami adalah lebih mengamankan stok dan menjaga stabilitas harga," terang Samsu.