Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika. Foto: dok Kemenperin.
Ade Hapsari Lestarini • 27 October 2023 17:12
Jakarta: Industri hilir kelapa sawit memiliki komitmen untuk berkontribusi pada upaya global pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) menuju Net Zero Emission (NZE). Predikat industri rendah emisi menjadi bagian dari penentu akses pasar produk industri hilir kelapa sawit, sejalan dengan perubahan tren konsumen global.
Salah satu perubahan tren konsumsi global adalah kecenderungan memilih green products yang dihasilkan dari green industry, ditandai dengan proses produksi yang responsible, sustainable, dan traceable.
Aspek sustainability pada industri hilir kelapa sawit dimaknai meluas dari produk yang berwawasan lingkungan, menjadi responsibility terhadap emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sepanjang rantai pasok produknya.
"Ke depan, kami memprediksi aspek bangkitan emisi GRK dari proses produksi industri hilir kelapa sawit juga akan menjadi pertimbangan konsumen untuk memilih produk hilir kelapa sawit dengan net emission index yang rendah," ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, dalam keterangan resmi, Jumat, 27 Oktober 2023.
Sebagai induk industri kelapa sawit, industri agro tercatat tumbuh 3,90 persen pada triwulan II-2023 (year on year) dengan kontribusi terhadap PDB sektor nonmigas mencapai 50,87 persen. Sementara, industri kelapa sawit menduduki peringkat pertama dalam kontribusi pertumbuhan sektor industri agro, sehingga Pemerintah menempatkan industri kelapa sawit sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional.
Hilirisasi industri kelapa sawit tetap menjadi tema besar dalam kebijakan pengembangan sektor perkelapasawitan, dengan indikator pencapaian berupa jumlah ragam jenis produk hilir dan rasio volume ekspor bahan baku CPO/CPKO berbanding dengan produk olahan (processed palm oil).
"Saat ini kami mencatat terdapat sekitar 179 ragam jenis produk hilir sawit dan sekitar 90 persen volume ekspor berupa produk hilir. Hanya sekitar 10 persen volume ekspor berupa bahan baku CPO/CPKO," lanjut Putu.
Baca juga: Kementerian ESDM Beberkan Kunci Utama Kesuksesan Target Net Zero Emission