Kota Aleppo di Suriah. (EPA)
Marcheilla Ariesta • 3 December 2024 07:25
Damaskus: Ratusan pejuang dari milisi Irak yang didukung Iran menyeberang ke Suriah pada Minggu, 1 Desember 2024 malam hari untuk membantu pemerintah memerangi pemberontak yang merebut Aleppo minggu lalu.
Kehadiran mereka sebagai bentuk penepatan janji Teheran untuk membantu pemerintah Damaskus.
Setidaknya 300 pejuang, terutama dari kelompok Badr dan Nujabaa, menyeberang pada Minggu malam. Dua sumber keamanan Irak mengatakan, para pemberontak menggunakan jalan tanah untuk menghindari penyeberangan perbatasan resmi dan menambahkan bahwa mereka berada di sana untuk mempertahankan tempat suci Syiah.
Seorang sumber militer senior Suriah mengatakan para pejuang telah menyeberang dalam kelompok-kelompok kecil untuk menghindari serangan udara. "
“Ini adalah bala bantuan baru yang dikirim untuk membantu rekan-rekan kita di garis depan di utara,” kata sumber itu, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 3 Desember 2024.
Konstelasi kelompok milisi regional sekutu Iran telah lama menjadi bagian penting dari keberhasilan pasukan pro-pemerintah dalam menundukkan pemberontak yang bangkit melawan Presiden Bashar al-Assad pada 2011, dan mereka telah lama mempertahankan pangkalan di Suriah.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan, militer Suriah mampu menghadapi pemberontak. Namun, akan lebih baik jika mendapat bantuan.
“Kelompok perlawanan ini akan membantu dan Iran akan memberikan dukungan apa pun yang dibutuhkan,” kata Araqchi mengacu pada kelompok milisi regional yang didukung Teheran.
Pemerintah Suriah dan pesawat tempur Rusia mengintensifkan serangan pada hari Senin di daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut, kata penduduk dan petugas penyelamat, termasuk serangan terhadap kamp pengungsi yang menewaskan tujuh orang.
Serangan kilat pemberontak minggu lalu memberi Assad pukulan terbesarnya dalam beberapa tahun terakhir, menghidupkan kembali konflik yang tampaknya telah membeku selama bertahun-tahun setelah garis depan perang saudara stabil pada 2020.
Rusia, meskipun fokus pada perangnya di Ukraina sejak 2022, mempertahankan pangkalan udara di Suriah utara. Kelompok utama yang didukung Iran, Hizbullah Lebanon, telah fokus pada perangnya sendiri dengan Israel sejak konflik Gaza dimulai tahun lalu.
Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab telah membahas kemungkinan untuk mencoba memisahkan Assad dari Iran dengan menawarkan pencabutan sanksi jika ia memutus rute senjata ke Hizbullah Lebanon, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Pembahasan tersebut terjadi sebelum pemberontak maju ke Aleppo minggu lalu, kata sumber tersebut.
Konflik penyebab destabilitas regional
Konflik Suriah meletus dalam pemberontakan terhadap pemerintahan Assad pada 2011 dan para pemberontak menguasai sebagian besar Aleppo dari 2012 hingga 2016, ketika pasukan pemerintah merebutnya kembali dengan bantuan dari Rusia dan milisi yang didukung Iran dalam titik balik perang.
Setiap eskalasi yang berkepanjangan di Suriah berisiko semakin mengacaukan kawasan yang bergolak oleh konflik di Gaza dan Lebanon, dengan jutaan warga Suriah telah mengungsi dan dengan kekuatan regional dan global yang mendukung pasukan lawan di negara tersebut.
Para pemberontak termasuk kelompok arus utama yang didukung oleh Turki dan Hayat Tahrir al-Sham Islamis yang sebelumnya berafiliasi dengan al-Qaeda. Turki juga memiliki kehadiran militer di sebidang wilayah Suriah di sepanjang perbatasannya.
Pasukan pimpinan Kurdi yang disebut Ankara sebagai teroris, tetapi memerangi militan ISIS dengan bantuan AS, menguasai wilayah di timur laut.
Menteri luar negeri Turki dan Iran membahas pertempuran di Suriah pada Senin. Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan, kemajuan pemberontak tidak dapat dijelaskan oleh intervensi asing dan mendesak oposisi Suriah untuk berkompromi.
Sementara itu, juru bicara militer Israel mengatakan, tidak akan membiarkan Iran mengeksploitasi konflik Suriah untuk mentransfer senjata ke Hizbullah.
Baca juga: Tegaskan Dukungan ke Pemerintah, Menlu Iran Bertemu Presiden Suriah