Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza. (Metro TV)
Marcheilla Ariesta • 12 August 2024 15:22
Jakarta: MER-C Indonesia sudah mengirimkan 34 relawan ke Gaza dalam beberapa bulan terakhir. Pada 9 Agustus lalu, MER-C Emergency Medical Team (EMT) berhasil ke Jalur Gaza utara dan mencapai Rumah Sakit Indonesia.
Dalam konferensi pers secara virtua pada Senin, 12 Agustus 2024, Kepala Emergency Medical Team (EMT) 5, Dokter spesialis bedah syaraf Dani Kurniadi mengatakan, perjalanan mereka menuju RS Indonesia cukup menantang. Ia mengatakan, mereka harus melewati sejumlah pos pemeriksaan yang dijaga ketat oleh militer Israel.
EMT 5 berhasil tiba di Deir Al Ballah, Gaza Tengah pada Jumat lalu. Mereka kemudian mengikuti konvoi kendaraan Organisasi Kesehata Dunia (WHO) dan akhirnya tiba di RS Indonesia pada sore hari.
"Jaraknya sebenarnya tidak jauh, cuma sekitar 15 kilometer. Tapi banyak protokol, jadi perjalanan bisa lebih dari 6 jam,” kata Dani.
“Kita pindah kendaaraan menuju RS Indonesia sampai jam 16.00 sore,” ungkapnya.
Dani mengatakan, pada malam pertama di RS Indonesia, mereka disambut dengan pasien korban pemboman dan langsung ikut membantu penanganan. Padahal, saat itu mereka belum sempat bertemu dengan direktur rumah sakit.
"Kita belum sempat ketemu sama managemen dan direktur. Malamnya kita disambut dengan pasien korban pemboman, satu bayi meninggal, empat lainnya luka akibat tembakan dan serpihan ledakan," terang Dani.
Keesokan harinya, pada Sabtu, Dani dan EMT 5 akhirnya bertemu dengan direktur RS Indonesia, berdiskusi tentang situasi kondisi dan berkeliling memeriksa keadaan rumah sakit.
Sejauh ini, MER-C Indonesia telah mengirim lima tim EMT berkolaborasi dengan WHO dengan jumlah relawan 34 orang. Dari 34 relawan MER-C setengahnya adalah perempuan.
“Mereka berani bekerja di situasi sulit seperti itu, sebuah apresiasi tinggi untuk para relawan perempuan ini,” tutur Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad.
Sarbini mengatakan, pengiriman relawan ini merupakan salah satu komitmen serius MER-C. Mereka juga membawa obat-obatan dan bantuan untuk para korban.
“Kami menunggu sampai ada gencatan senjata permanen, setelah itu kami akan renovasi Rumah Sakit Indonesia,” terangnya.
MER-C menjadi satu-satunya organisasi yang relawannya bertugas di Jalur Gaza, mereka diarahkan membantu operasi klinik dan RS yang masih berfungsi sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan Gaza.
Baca juga: Dibantu WHO, MER-C Sudah Kirim 34 Relawan ke Gaza Selama Perang