Harga Minyak Dunia Terkoreksi 0,16%

Ilustrasi kilang minyak. Foto: Unsplash.

Harga Minyak Dunia Terkoreksi 0,16%

Arif Wicaksono • 25 April 2024 08:35

Texas: Harga minyak dunia terkoreksi pada pembukaan perdagangan hari ini. Minyak dunia tertekan konflik di Timur Tengah yang tak meluas akibat sanksi kepada Iran.
 

baca juga:

Harga Minyak Dunia Teredam Meredanya Konflik di Timur Tengah


Melansir Investing, harga minyak dunia acuan Brent untuk Juni 2024 melemah 0,16 persen ke level USD82,67 per barel pada pembukaan perdagangan Kamis, 25 April 2024. Kemudian minyak dunia acuan WTI untuk Juni 2024 melemah 0,25 persen menjadi USD87,91 per barel.

Harga minyak tetap stabil dari minggu ke minggu meskipun terjadi peningkatan persediaan minyak mentah AS secara signifikan dua minggu lalu, yang diimbangi oleh penurunan stok minyak mentah AS untuk pekan yang berakhir 19 April. Selain itu, para pedagang menjadi kurang khawatir terhadap potensi gangguan pasokan di Timur Tengah.

Meningkatnya persediaan minyak mentah pada pertengahan bulan memicu kekhawatiran bahwa permintaan minyak akan melemah. Pemerintahan Joe Biden mengeluarkan sanksi baru terhadap sektor minyak Iran sebagai bagian dari paket bantuan luar negeri senilai USD95 miliar ke Ukraina, Israel, dan Taiwan.

Sebagai langkah yang bertujuan mengurangi perdagangan minyak Iran dengan Tiongkok, sanksi yang diperluas kini menargetkan bank-bank Tiongkok yang melakukan transaksi yang melibatkan minyak mentah dan produk Iran.

Sanksi tersebut kini mencakup kilang, kapal, dan pelabuhan asing yang dengan sengaja memproses, mentransfer, atau mengirimkan minyak mentah yang melanggar sanksi yang ada.

Gangguan kepada fundamental pasar

Sanksi baru ini terbukti signifikan dalam mengganggu fundamental pasar mengingat Iran saat ini memproduksi sekitar tiga juta barel per hari dan diperkirakan akan meningkatkan produksi sebesar 280 ribu barel per hari pada tahun ini.

StanChart memperkirakan pemilihan presiden AS yang akan datang mungkin mempengaruhi penurunan ekspor Iran, namun aliran minyak Iran pasti akan terkena dampaknya terlepas dari siapa yang menjabat di Oval Office pada 2025.

Para analis mencatat instrumen kebijakan AS yang ada sudah cukup untuk mendorong ekspor Iran hingga mendekati nol pada akhir 2020, sebelum konteks internasional, dan kebijakan implementasi terkait berubah.

StanChart berpendapat pemerintahan Biden memiliki ruang untuk segera menerapkan sanksi meskipun ada resiko kenaikan harga bahan bakar selama tahun pemilu.

StanChart mengatakan meskipun kebijakan minyak internasional AS baru-baru ini jelas dirancang dengan tujuan untuk mengurangi dampak harga minyak, hal ini tidak berarti AS memilih kebijakan dengan tekanan minimum terhadap ekspor minyak Iran dan Rusia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)