Inflasi Grosir Jepang Stagnan

Jepang. Foto: Unsplash.

Inflasi Grosir Jepang Stagnan

Arif Wicaksono • 16 January 2024 15:03

Tokyo: Inflasi grosir Jepang pada Desember tidak berubah dibandingkan tahun sebelumnya yang melambat 12 bulan berturut-turut. Hal ini menggarisbawahi pandangan bank sentral, tekanan biaya dari kenaikan harga bahan mentah akan terus berkurang.
 

baca juga: 

Upah Jepang Terus Menyusut Selama 20 Bulan


Melansir Channel News Asia, Selasa, 16 Januari 2024, data tersebut menunjukkan kenaikan inflasi konsumen akan melambat dalam beberapa bulan mendatang, sehingga mengurangi tekanan pada Bank of Japan (BoJ) untuk segera menghentikan stimulus moneternya.

Indeks harga barang korporasi (CGPI), yang mengukur harga yang dibebankan perusahaan satu sama lain atas barang dan jasa mereka, dibandingkan dengan perkiraan median pasar, turun 0,3 persen. Hasil tersebut merupakan yang terendah sejak penurunan 0,9 persen pada Februari 2021.

Perlambatan harga grosir sebagian disebabkan oleh subsidi pemerintah untuk membatasi tagihan bensin dan utilitas, yang jika digabungkan mengurangi 0,9 persen poin inflasi grosir.

Harga baja, bahan kimia dan produk kayu juga turun pada Desember 2023. Hal ini menjadi tanda bahwa melemahnya permintaan global terhadap beberapa komoditas telah menekan biaya bahan baku bagi sebagian perusahaan.

Namun sekitar 80 persen item dalam indeks mengalami kenaikan harga dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menggarisbawahi meningkatnya tekanan inflasi yang dapat membantu BOJ mencapai target inflasi sebesar dua persen.

Bank sentral Jepang pangkas suku bunga

Data harga grosir, yang dianggap sebagai indikator utama inflasi konsumen, merupakan salah satu faktor yang diteliti oleh BOJ dalam mengukur tren harga yang lebih luas dan memutuskan waktu untuk keluar dari kebijakan moneter ultra-longgar.

Pada tinjauan suku bunga minggu depan, BOJ kemungkinan akan memangkas perkiraan inflasi konsumen inti untuk tahun fiskal 2024. Namun secara umum mempertahankan pandangannya bahwa tren inflasi akan tetap mendekati target dua persen dalam beberapa bulan mendatang.

Gubernur BOJ Kazuo Ueda telah menekankan perlunya menjaga kebijakan moneter sangat longgar sampai kenaikan harga yang didorong oleh biaya baru-baru ini beralih ke inflasi yang lebih didorong oleh kuatnya permintaan domestik disertai dengan upah yang lebih tinggi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)