Anggota Parlemen Prancis sebut Fans Maccabi Rasis dan Dukung Genosida

Polisi Belanda lakukan pengamanan usai kerusuhan yang dipicu oleh fans sepakbola Israel. Foto: Anadolu

Anggota Parlemen Prancis sebut Fans Maccabi Rasis dan Dukung Genosida

Fajar Nugraha • 11 November 2024 15:54

Paris: Menteri Dalam Negeri Prancis, Bruno Retailleau, melaporkan anggota parlemen dari partai France Insoumise, Marie Mesmeur, kepada Kejaksaan Paris. Ini dilakukan setelah Mesmeur membuat unggahan kontroversial di platform X pada Jumat 8 November 2024. 

Dalam unggahannya, Mesmeur menulis bahwa serangan terhadap fans klub sepakbola Israel di Amsterdam, Belanda pada Kamis malam bukan disebabkan karena mereka Yahudi, melainkan karena "mereka rasis dan mendukung genosida." 

Fans Maccabi Tel Aviv setelah melontarkan kata-kata rasis menyerang Arab dan menghina korban perang di Gaza, langsung diburu warga lokal. Terlebih lagi mereka menyerang seorang supir taksi.

Akhirnya warga menyisir keberadaan fans tersebut dan bentrokan pun tak terhindarkan. Kejadian ini melibatkan penganiayaan fisik, pelemparan ke kanal, pengejaran dengan senjata tajam, hingga serangan dengan kendaraan.

Unggahan ini memicu kemarahan dari sejumlah tokoh politik Prancis dan organisasi Yahudi, termasuk Liga Internasional Melawan Rasisme dan Anti-Semitisme yang menuduh Mesmeur membenarkan “kekerasan pogrom.” 

Pernyataan Mesmeur juga dikritik oleh anggota parlemen sayap kiri Prancis. Carole Delga, presiden wilayah Occitania dari Partai Sosialis, mengutuk kata-kata Mesmeur dengan mengatakan bahwa dukungannya terhadap kekerasan dan anti-Semitisme “merusak Republik Prancis.”

Senator Laurence Rossignol menanggapi pernyataan Mesmeur dengan tegas, mengatakan, jika kita menyamakan terorisme dan perlawanan, serta pemerkosaan massal dengan heroisme, maka kita akan berakhir dengan membenarkan kekerasan dan penganiayaan.”

Menanggapi berbagai kecaman tersebut, Mesmeur kembali memposting pernyataan bahwa dirinya menjadi target “kampanye pelecehan dan penghinaan dari jaringan sayap kanan ekstrem karena unggahannya. 

Ia juga menjelaskan bahwa yang saya maksudkan adalah beberapa pendukung Maccabi Tel Aviv yang menggunakan slogan-slogan rasis dan melakukan provokasi kekerasan sebelum akhirnya menjadi korban serangan di Amsterdam.” 

“Saya tidak mengatakan bahwa tindakan kekerasan mereka membenarkan serangan yang mereka alami. Namun, politikus dan jurnalis menyesatkan opini publik dengan menyebut bahwa mereka diserang karena mereka Yahudi, padahal bukan itu masalahnya,” tulisnya, dikutip dari The Jerusalem Post, Senin 11 November 2024.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Bruno Retailleau, kemudian mengajukan laporan ke Kejaksaan Paris sesuai Pasal 40 KUHP, dengan tuduhan bahwa Mesmeur telah membela tindak kekerasan.

Maccabi Tel Aviv pemicu kerusuhan

Sementara seorang anggota dewan kota mengonfirmasi bahwa para perusuh Israel memicu kekerasan di Amsterdam, Belanda.

Memperhatikan bahwa pemerintah Belanda dan kota Amsterdam awalnya menggambarkan insiden itu sebagai "anti-Yahudi," Jazie Veldhuyzen, seorang anggota dewan kota senior, menekankan perlunya pemeriksaan menyeluruh dan objektif.

"Pada Rabu malam, para perusuh Maccabi mulai menyerang rumah-rumah dengan bendera Palestina dan warga Amsterdam yang pro-Palestina. Saat itulah kekerasan dimulai," kata Veldhuyzen.

Pada Kamis, penggemar Maccabi meneriakkan lagu yang mengejek kematian anak-anak di Jalur Gaza dan mendorong tentara Israel untuk "menguasai orang Arab," Veldhuyzen menambahkan.

Ia menekankan bahwa para perusuh itu termasuk mantan tentara Israel. "Mereka adalah orang-orang terlatih dan penjahat perang potensial. Ingat, mereka menyerang warga sipil pro-Palestina di Athena pada bulan Maret. Mereka seharusnya diizinkan masuk ke Amsterdam," kata Veldhuyzen.

Menurut Veldhuyzen, meskipun ada risiko yang dapat diperkirakan, tindakan yang memadai belum diambil. “Polisi hanya turun tangan untuk melindungi para hooligan Maccabi ketika warga Amsterdam berdiri untuk mempertahankan rumah mereka,” kata Veldhuyzen.

Ketegangan meletus saat para penggemar Israel bentrok dengan demonstran pro-Palestina sebelum dan sesudah pertandingan Ajax-Maccabi Tel Aviv. Video di media sosial menunjukkan para pendukung Maccabi mencopot bendera Palestina dan menyerang pengemudi taksi Arab.

Rekaman dari luar stadion menangkap nyanyian provokatif dari para penggemar Maccabi, seperti: “Tidak ada sekolah di Gaza karena tidak ada anak-anak yang tersisa.”

Pemerintah Israel kemudian menganggap kekerasan itu sebagai serangan terhadap warga Israel, meskipun ada konfrontasi awal yang melibatkan para pendukung Maccabi. (Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)