Presiden AS Joe Biden. Foto: AP.
Singapura: Pasar Asia melemah pada hari Senin, 22 Juli 2024, karena keputusan Joe Biden untuk mundur dari pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) telah memicu ketidakpastian baru.
Para pedagang tampaknya tidak terpengaruh oleh keputusan Tiongkok untuk menurunkan suku bunga dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian. Joe Biden mundur setelah kinerja debat yang buruk yang menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang kesehatannya, dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris untuk menggantikannya.
Berita ini telah membuat para pedagang bertanya-tanya siapa yang akan berhadapan dengan Trump, yang perkiraan kemenangannya telah mengangkat ekuitas dan dolar di tengah ekspektasi pemotongan pajak dan deregulasi. Para analis mengatakan pasar kemungkinan akan bergejolak dalam waktu dekat.
“Sementara naluri pasar akan mengatakan berita tersebut menambah tingkat ketidakpastian pada hasil pemilu 5 November. Hal ini akan memakan waktu berminggu-minggu sebelum siapapun dapat secara masuk akal menentukan bagaimana pemilu tersebut akan berlangsung,” kata Ekonom National Australia Bank Ray Attrill dikutip dari Business Times, Senin, 22 Juli 2024.
Saham-saham di Asia jatuh pada hari Senin menyusul kerugian di Wall Street dan Eropa, di mana perdagangan didominasi oleh kerusakan sistem komputer global, akibat kesalahan pembaruan program antivirus, yang melanda bandara, maskapai penerbangan, kereta api, bank, toko, dan bahkan janji dengan dokter.
Bursa saham Tokyo, Hong Kong, Shanghai, Sydney, Seoul, Singapura, Taipei dan Manila semuanya melemah, meskipun Jakarta dan Wellington naik tipis. Perkembangan terakhir dari Washington telah menutupi optimisme bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga secepatnya pada September.
Sentimen dari Tiongkok
Hanya ada sedikit reaksi terhadap berita bank sentral Tiongkok telah memangkas biaya pinjaman ketika para pemimpin berupaya untuk menghidupkan kembali ekonomi nomor dua di dunia tersebut, yang telah terpukul oleh krisis properti yang besar dan lemahnya permintaan konsumen.
Bank of China menurunkan suku bunga pinjaman satu tahun dan lima tahun dalam upaya untuk mendorong bank-bank komersial untuk memberikan lebih banyak kredit. Keputusan tersebut diambil setelah pertemuan para pemimpin yang diawasi dengan ketat pada minggu lalu menyimpulkan dengan beberapa pengumuman penting yang menghalangi janji untuk mengatasi risiko dalam perekonomian.
Namun, para pejabat berjanji untuk membantu meringankan tekanan utang pada pemerintah daerah melalui reformasi sistem perpajakan. Kekhawatiran mengenai keuangan pemerintah daerah telah meningkat selama bertahun-tahun dan diperburuk oleh krisis utang real estate yang kronis dan pada April lembaga pemeringkat Fitch menurunkan prospeknya terhadap kredit asal negera Tiongkok.