Ilustrasi. Foto: dok ICDX.
Ade Hapsari Lestarini • 11 July 2024 11:37
Jakarta: Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) merilis data transaksi sepanjang semester I-2024.
Dalam kurun waktu tersebut, ICDX mencatat transaksi sebanyak 5.724.852,55 lot, dengan komposisi 4.917.608,55 lot merupakan transaksi sistem perdagangan alternatif, dan 807.244 lot adalah transaksi multilateral.
Secara notional value, sepanjang semester I-2024 ini tercatat sebesar Rp10.794 triliun, dengan komposisi Rp10.718 triliun di transaksi sistem perdagangan alternatif, dan Rp76 triliun di transaksi multilateral.
Dalam kurun waktu Januari-Juni 2024 tersebut, transaksi multilateral didominasi oleh transaksi komoditas emas dengan kontrak GOLDGR sebanyak 317.260 lot atau setara 35 persen. Sementara kontrak GOLDUDMic sebanyak 122.984 lot atau setara 15 persen.
Sedangkan dalam sistem perdagangan alternatif, transaksi didominasi kontrak mata uang asing, dengan kontrak XAUUSD10 sebanyak 1.385.326 lot atau setara 28 persen. Serta kontrak XAUUSD14 sebanyak 810.459 lot atau setara 16 persen.
Sampai dengan akhir 2024, ICDX memproyeksikan total transaksi akan mencapai 14.298.169 lot, naik 11,5 persen dibandingkan total transaksi 2023 sebanyak 12.429.818 lot.
Sebagai catatan, di 2022 total transaksi di ICDX sebanyak 10.162.685 lot. Sementara di 2021 sebanyak 9.890.507 lot.
"Ke depan ICDX akan terus mengembangkan industri perdagangan berjangka komoditi, khususnya di transaksi multilateral. Hal ini karena kami melihat transaksi multilateral ini memiliki potensi besar untuk berkembang, dan bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha dalam melakukan lindung nilai serta mitigasi risiko atas harga komoditas," ungkap Direktur Utama ICDX Fajar Wibhiyadi, dalam keterangan resmi, Kamis, 11 Juli 2024.
Fajar menambahkan, ICDX juga berkomitmen penuh untuk secara bersama-sama dengan otoritas serta pemangku kepentingan lain untuk terus mengembangkan ekosistem perdagangan berjangka komoditi.
"Indonesia memiliki potensi besar terkait pengembangan industri ini. Kuncinya, semua pemangku kepentingan bisa bersama-sama, berkolaborasi untuk mengembangkan ekosistemnya," jelas dia.
Baca juga: ICDX Bidik Transaksi Komoditi Syariah Capai Rp2,5 Triliun di 2024 |