Amerika Serikat. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 20 September 2023 16:03
Washington: Kurang dari dua minggu lagi Amerika Serikat akan mengalami kemungkinan penutupan pemerintahan. Pertaruhannya semakin besar seiring dengan kesulitan anggota parlemen untuk menyetujui rancangan undang-undang pengeluaran jangka pendek.
Beberapa rancangan undang-undang anggaran saat ini sedang dibahas di Washington, namun tidak ada satu pun yang memiliki cukup suara untuk disetujui baik oleh Senat yang mayoritas berasal dari Partai Demokrat maupun Dewan Perwakilan Rakyat yang dikuasai Partai Republik.
Anggota parlemen memiliki waktu hingga tengah malam pada 30 September untuk mencapai kesepakatan, sebelum dana untuk layanan pemerintah habis.
Penutupan pemerintahan menimbulkan risiko keuangan bagi ratusan ribu pekerja yang mungkin dipulangkan tanpa bayaran karena taman, museum, dan properti federal lainnya tutup.
Meskipun para pembuat kebijakan pada umumnya ingin menghindari situasi ini, beberapa pendukung mantan presiden Donald Trump sejauh ini menentang setiap rancangan undang-undang yang dibahas.
"Dalam waktu kurang dari dua minggu sebelum akhir tahun fiskal, anggota DPR dari Partai Republik yang ekstrem memainkan permainan partisan terhadap kehidupan masyarakat," kata Gedung Putih, dilansir Channel News Asia, Rabu, 20 September 2023.
Berdampak pada perang di Ukraina
Kebuntuan ini bisa berdampak pada perang di Ukraina, dengan Gedung Putih mengupayakan rancangan undang-undang anggaran apa pun yang disahkan oleh anggota parlemen untuk memasukkan bantuan militer dan kemanusiaan senilai USD24 miliar untuk Kyiv.
Meskipun rencana tersebut didukung oleh Partai Demokrat dan Republik di Senat, rencana tersebut ditentang secara radikal oleh beberapa anggota DPR.
"Saya tidak akan memilih untuk mendanai satu sen pun untuk perang di Ukraina," kata Perwakilan sayap kanan Marjorie Taylor Greene.
Hal ini terjadi ketika Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Washington akhir pekan ini.
"Pada saat yang sama ketika Presiden Zelensky datang ke Amerika Serikat untuk menyatakan sikap tegasnya terhadap (Presiden Rusia Vladimir Putin), kepemimpinan Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat pada dasarnya mengatakan kepadanya 'Anda sendirian'," kata Pemimpin Mayoritas Demokrat di Senat Chuck Schumer.
Kemacetan keuangan
Shutdown yang akan terjadi ini menandai kedua kalinya dalam beberapa bulan terakhir bahwa negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut menghadapi kemacetan keuangan.
Pada Juni, Amerika Serikat berhasil menghindari kemungkinan terjadinya gagal bayar (default) utang, karena para senator AS memilih untuk menangguhkan batas utang federal setelah berminggu-minggu melakukan negosiasi yang melelahkan.
Gagal bayar (default) merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, namun Amerika Serikat pernah mengalami periode penutupan (shutdown) sebelumnya, termasuk periode 35 hari dari akhir 2018 hingga awal 2019 di bawah pemerintahan mantan presiden Donald Trump yang terpanjang dalam sejarah Amerika.
"Shutdown kali ini bisa meninggalkan dampak nyata pada perekonomian," kata Kepala Ekonom EY Gregory Daco minggu ini.
Dia memperkirakan setiap minggu penutupan pemerintah akan merugikan perekonomian AS sebesar USD6 miliar dan memangkas pertumbuhan PDB sebesar 0,1 poin persentase pada kuartal keempat.
“Terlepas dari dampak makroekonomi langsung dari penutupan pemerintahan, pasar keuangan dan kepercayaan sektor swasta juga dapat terkena dampaknya,” kata dia.