Presiden AS Joe Biden. FOTO: Stefani Reynolds/AFP
Angga Bratadharma • 22 June 2023 10:14
San Francisco: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan risiko kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) terhadap keamanan nasional dan ekonomi perlu ditangani. Berangkat dari hal itu, dirinya akan meminta nasihat dari para ahli.
"Pemerintahan saya berkomitmen untuk menjaga hak dan keselamatan orang Amerika sambil melindungi privasi, untuk mengatasi bias dan informasi yang salah, guna memastikan sistem AI aman sebelum dirilis," kata Biden, di sebuah acara di San Francisco, dilansir dari The Business Times, Kamis, 22 Juni 2023.
Biden bertemu dengan sekelompok pemimpin dan advokat masyarakat sipil, yang sebelumnya mengkritik pengaruh perusahaan teknologi besar, untuk membahas kecerdasan buatan. "Saya ingin mendengar langsung dari ahlinya," katanya.
Beberapa pemerintah sedang mempertimbangkan bagaimana mengurangi bahaya dari teknologi yang muncul, yang telah mengalami ledakan investasi dan popularitas konsumen dalam beberapa bulan terakhir setelah peluncuran ChatGPT OpenAI.
Pertemuan Biden termasuk Direktur Eksekutif Center for Humane Technology Tristan Harris, pendiri Algorithmic Justice League Joy Buolamwini, dan profesor Universitas Stanford Rob Reich. Adapun regulator secara global telah berjuang untuk menyusun aturan yang mengatur penggunaan AI generatif.
Lebih lanjut, Biden juga baru-baru ini membahas masalah AI dengan para pemimpin dunia lainnya, termasuk Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak yang pemerintahannya akhir tahun ini akan mengadakan pertemuan puncak global pertama tentang keamanan kecerdasan buatan.
Biden diperkirakan membahas topik tersebut dengan Perdana Menteri India Narendra Modi selama kunjungannya ke AS. Sedangkan Anggota Parlemen Uni Eropa minggu lalu sepakat untuk mengubah rancangan peraturan tentang kecerdasan buatan yang diusulkan oleh Komisi Eropa dalam upaya menetapkan standar global untuk teknologi yang digunakan dalam segala hal.