Emas Antam. Foto: MI/Usman Iskandar.
Jakarta: Harga emas telah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun dalam beberapa minggu terakhir, harga emas menjadi lebih tidak stabil.
Pada awal April 2025, rata-rata harga emas tercatat sekitar USD3.140 per ons, tetapi dalam waktu kurang dari seminggu, harganya turun menjadi USD2.976, sebelum mendekati kembali USD3.200.
Perubahan harga ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan tarif baru dan ketidakpastian di pasar saham yang mengakibatkan kekhawatiran di kalangan investor.
“Kami menyaksikan reaksi pasar yang luas terhadap tarif yang lebih tinggi dari perkiraan dengan perilaku khas investor yang mencari aset yang aman," kata Direktur Konten di APMEX Brett Elliott dikutip dari laman CBC News, Kamis 17 April 2025.
Akan tetapi, lonjakan harga emas yang cepat menunjukkan bahwa situasi ini tetap sulit untuk diprediksi. Berikut adalah tiga kemungkinan skenario harga emas yang dapat terjadi pada April ini, menurut para ahli:
1. Kenaikan harga emas berlanjut
Skenario pertama yang paling mungkin adalah kenaikan harga emas karena tingginya permintaan. Joe Cavatoni, Ahli Strategi Pasar Senior di World Gold Council, menegaskan bahwa jika kebijakan tarif berlanjut, ketidakpastian ekonomi akan meningkat, yang mendorong minat terhadap emas sebagai aset yang aman dan kekhawatiran terkait resesi dengan kemungkinan sekitar 45 persen menurut Goldman Sachs juga dapat memperkuat daya tarik emas sebagai instrumen investasi yang aman.
(Ilustrasi emas. MI/Ramdani)
2. Ketidakstabilan harga emas berlanjut
Skenario kedua menunjukkan bahwa harga emas mungkin tetap tidak stabil dalam waktu dekat.
"Dalam jangka pendek, kondisi ini akan mendukung volatilitas berkelanjutan terhadap emas, karena orang-orang mencoba menilai bagaimana aset berisiko akan berkinerja di dunia yang penuh ketidakpastian," kata Ahli Strategi Pasar Senior di World Gold Council Joe Cavatoni.
Namun, volatilitas ini tidak selalu menjadi hal negatif. Kepala Konten di Monetary Metals Ben Nadelstein mengatakan, emas umumnya dimiliki sebagai aset jangka panjang, sehingga jika ada volatilitas dapat menghadirkan peluang pembelian strategis, terutama jika yang lain terpaksa menjual.
3. Penurunan harga emas
Skenario terakhir, meskipun kurang mungkin, adalah penurunan harga emas. Ini bisa terjadi jika investor merasa terpaksa menjual emas guna menutupi kerugian di aset lainnya, dan jika keadaan ekonomi membaik dan investor kembali memilih aset yang lebih berisiko, minat terhadap emas mungkin berkurang, yang dapat menyebabkan harga stabil atau sedikit menurun.
Emas sebagai pilihan investasi jangka panjang
Apapun skenario yang terjadi, emas tetap dianggap sebagai investasi yang cerdas untuk jangka panjang. Para pakar juga merekomendasikan agar alokasi 5-10 persen dari portofolio diarahkan untuk investasi emas demi diversifikasi.
Bagi mereka yang berminat untuk berinvestasi, sejumlah opsi tersedia, termasuk IRA emas, ETF emas, saham emas, atau emas dalam bentuk batangan fisik. Berkonsultasi dengan penasehat keuangan dapat membantu dalam merumuskan strategi yang sesuai dengan kebutuhan individual.
Dengan situasi ekonomi yang terus berubah, pemahaman tentang dinamika harga emas akan membantu investor mengambil keputusan yang tepat selama bulan April ini. (
Avifa Aulya Utami Dinata)