Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 20 April 2025 14:24
London: Spekulasi mengenai potensi pelepasan aset dolar oleh Tiongkok telah muncul kembali setelah gejolak pasar obligasi AS dan nilai tukar baru-baru ini. Namun, dengan melihat data yang tersedia lebih dekat, tampaknya sedikit bukti konkret bahwa Beijing sedang merekayasa pergeseran besar dari aset AS.
Menurut Capital Economics, institusi negara Tiongkok masih memegang lebih dari setengah portofolio asing mereka dalam aset AS, meskipun ketegangan geopolitik semakin meningkat.
"Institusi utama negara Tiongkok memiliki setidaknya USD3 triliun dalam aset dolar," kata Chief Asia Economist di Capital Economics Mark Williams dikutip dari Investing.com, Minggu, 20 April 2025.
"Hampir pasti" bahwa manajer cadangan Tiongkok aktif di pasar selama volatilitas baru-baru ini, terutama mengingat pergerakan mata uang yang tajam, kata Williams.
Namun, tidak ada indikasi jelas bahwa mereka berada di balik penjualan pasar obligasi. "Tiongkok mungkin hanya satu dari banyak penjual," laporan tersebut mencatat, menambahkan bahwa intervensi tersebut kemungkinan lebih bertujuan untuk menstabilkan nilai tukar renminbi-dolar daripada melepaskan aset untuk menekan AS.
Menurut Williams, pelepasan aset secara besar-besaran akan membawa risiko signifikan bagi Tiongkok. Penjualan aset dolar secara besar-besaran dapat memperkuat renminbi, merugikan ekspor Tiongkok pada saat ketegangan perdagangan dengan AS sudah meningkat.
Selain itu, pasar negara maju di luar AS kemungkinan akan menolak menyerap arus masuk besar yang dapat mendorong mata uang mereka. "Melakukan itu sekarang, dengan sektor ekspor menghadapi serangan tarif AS, akan menjadi tindakan merusak diri sendiri," tulis ekonom tersebut.
Bahkan jika Beijing mencoba menjadikan kepemilikannya sebagai senjata, dampaknya terhadap AS mungkin terbatas. Federal Reserve dapat masuk sebagai pembeli terakhir untuk menstabilkan pasar, sementara investor lain mungkin melihat nilai dalam dislokasi tersebut.
Baca juga:
Trump Setop Kerek Tarif Lagi ke Tiongkok |