Domus Sanctae Marthae, tempat tinggal Paus Fransiskus. Foto: Vatican News
Putri Purnama Sari • 22 April 2025 11:54
Jakarta: Wafatnya Paus Fransiskus menandai berakhirnya satu era penting dalam sejarah Gereja Katolik modern. Kini, perhatian umat Katolik dunia kembali tertuju ke Vatikan, di mana proses konklaf akan segera dimulai untuk memilih Paus baru.
Salah satu tempat yang menjadi pusat perhatian dalam momen penting ini adalah Domus Sanctae Marthae, atau Rumah Santa Marta.
Sejarah Bangunan Domus Sanctae Marthae
Domus Sanctae Marthae adalah sebuah gedung hunian yang berada di dalam kompleks Kota Vatikan, tepat di sebelah selatan Basilika Santo Petrus.
Bangunan ini dibangun atas inisiatif Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1996 dengan tujuan utama menyediakan akomodasi yang nyaman dan privat bagi para kardinal selama berlangsungnya konklaf (pemilihan Paus baru).
Sebelum gedung ini berdiri, para kardinal peserta konklaf harus tinggal di kamar-kamar sempit dan kuno di Istana Apostolik yang dingin dan tidak memadai. Oleh karena itu, kehadiran Domus Sanctae Marthae dianggap sebagai langkah modernisasi yang penting dalam tata kelola internal Gereja Katolik.
Domus Sanctae Marthae memiliki 130 kamar tidur dan 106 studio, serta kapel kecil, ruang makan bersama, dan ruang umum. Arsitekturnya bersifat modern namun tetap sederhana, mencerminkan fungsi praktis lebih dari kemewahan.
Kediaman Pilihan Paus Fransiskus
Yang membuat Domus Sanctae Marthae semakin dikenal adalah karena tempat ini menjadi kediaman pribadi Paus Fransiskus selama menjabat. Setelah terpilih menjadi Paus pada 13 Maret 2013, Paus Fransiskus memilih untuk tidak tinggal di Istana Apostolik, kediaman tradisional para Paus sebelumnya.
Paus Fransiskus menetap di sebuah kamar kecil sederhana di Domus Sanctae Marthae sebagai bentuk nyata dari komitmennya terhadap kesederhanaan, kedekatan dengan umat, dan kehidupan yang membumi. Keputusannya ini menjadi simbol kuat dari gaya kepemimpinannya yang lebih terbuka dan inklusif.
Menurut Paus Fransiskus, tinggal di Domus Sanctae Marthae membuatnya lebih mudah berinteraksi dengan para tamu, staf Vatikan, dan tamu gereja dari seluruh dunia.
Fungsi Domus Sanctae Marthae saat Konklaf
Dalam masa sede vacante, saat Takhta Suci kosong pasca wafatnya Paus. Domus Sanctae Marthae berubah fungsi menjadi rumah sementara para kardinal elektors yang akan mengikuti konklaf.
Selama masa ini, area tersebut dijaga dengan sangat ketat. Para kardinal tidak diizinkan berkomunikasi dengan dunia luar demi menjaga kerahasiaan proses pemilihan Paus baru. Mereka akan tinggal di kamar-kamar pribadi di sana dan setiap hari berjalan menuju Kapel Sistina, tempat di mana pemungutan suara dilakukan.
Domus Sanctae Marthae pertama kali digunakan dalam konklaf tahun 2005 yang memilih Paus Benediktus XVI, dan kemudian kembali digunakan saat konklaf tahun 2013 yang memilih Paus Fransiskus.
Domus Sanctae Marthae bukan sekadar penginapan. Ia menjadi tempat refleksi, doa, dan diskusi para kardinal, mereka yang membawa harapan umat Katolik dari seluruh dunia. Dalam ketenangan gedung itulah, keputusan besar tentang masa depan Gereja dirintis.