Korban ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara sedang dirawat di rumah sakit. Foto: Dok/Antara
Farhan Zhuhri • 8 November 2025 13:43
Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta seluruh siswa SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara mendapatkan pendampingan psikologis pascaledakan yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut pada Jumat, 7 November 2025 kemarin.
Ketua KPAI Margaret Aliyatul Maimunah menegaskan, proses trauma healing menjadi kebutuhan mendesak agar siswa dapat memulihkan kondisi mental setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa tersebut.
"Ada hal penting selain hari ini kita fokus kepada anak-anak yang mengalami luka. Kita juga harus mendampingi mereka dengan rehabilitasi trauma healing karena pasti anak-anak ini mengalami trauma,” ujar Margaret melalui keterangannya, Sabtu, 8 November 2025.
Ia menekankan, seluruh murid baik yang mengalami luka maupun yang hanya menyaksikan kejadian berpotensi mengalami dampak psikologis. Karena itu, ia meminta pendampingan dilakukan menyeluruh dan melibatkan tenaga profesional bersertifikat.
"Semua anak, baik yang mengalami luka atau tidak, yang mendengar dan menyaksikan kasus tadi, itu pasti membutuhkan pendampingan psikologis,” sambungnya.

Lokasi ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Foto: Metro TV/Yurike
Ia menyarankan agar pelaksanaan trauma healing melibatkan unsur berkompeten, seperti psikolog dari Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) maupun petugas Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) kepolisian. Pendekatan profesional dinilai penting untuk memastikan proses penyembuhan berjalan sesuai kebutuhan psikologis anak.
"Trauma healing harus dilakukan oleh yang memang berkompeten, dalam hal ini psikolog yang tersertifikasi. HIMPSI bisa dilibatkan, dan juga dari pihak kepolisian yang memiliki kompetensi di bidang tersebut,” tutur Margaret.