Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 8 July 2025 09:18
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin, 7 Juli 2025 mengumumkan bahwa Washington dan Teheran telah menjadwalkan pembicaraan setelah meningkatnya ketegangan dan konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang berujung pada serangan militer AS.
“Kami telah menjadwalkan pembicaraan dengan Iran, dan mereka ingin berbicara,” kata Trump kepada wartawan, bersama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat ditemui di Gedung Putih.
“Jika kami bisa menyusun sesuatu dalam bentuk kesepakatan tertulis, itu akan sangat baik. Tapi mari kita lihat bagaimana hasilnya,” tambahnya.
Dikutip dari Anadolu Agency, Selasa, 8 Juli 2025, Utusan Timur Tengah Gedung Putih, Steve Witkoff, mengatakan pertemuan antara delegasi Amerika dan Iran kemungkinan akan digelar dalam pekan depan atau lebih cepat.
Trump tidak merinci isi agenda pembicaraan tersebut, namun ketika ditanya apakah ia mempertimbangkan opsi militer baru terhadap Iran, ia menjawab:
“Saya harap kami tidak perlu melakukan itu. Saya tidak bisa membayangkan ingin melakukan itu. Dan saya rasa mereka juga tidak ingin hal itu terjadi,” ujarnya. “Mereka ingin bertemu. Mereka ingin menyelesaikan sesuatu.”
Latar Belakang Serangan
Sebelumnya, pada 13 Juni, Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran terhadap situs militer, nuklir, dan infrastruktur sipil di Iran. Dua hari kemudian, putaran keenam dialog AS-Iran yang sedianya digelar pada 15 Juni dibatalkan akibat situasi tersebut.
Sebagai respons, pada 22 Juni, AS meluncurkan serangan udara dengan 14 bom bunker-buster GBU-57 dari pesawat B-2 ke situs nuklir Fordow dan Natanz, serta menembakkan puluhan rudal jelajah Tomahawk ke fasilitas nuklir Isfahan.
Konflik bersenjata antara Israel dan Iran berlangsung selama 12 hari, sebelum akhirnya disepakati gencatan senjata yang dimediasi AS dan berlaku mulai 24 Juni.
Trump juga menyampaikan bahwa ia terbuka untuk mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran jika kondisinya tepat.
“Saya ingin bisa mencabut sanksi itu, di saat yang tepat, dan memberi mereka kesempatan untuk membangun kembali secara damai,” ujar Trump. “Saya ingin melihat Iran membangun dirinya, bukan terus berteriak 'Mati untuk Amerika' atau 'Mati untuk Israel' sebagaimana yang mereka lakukan dulu.”
Menurutnya, Iran kini adalah negara yang “sangat berbeda” dibanding dua pekan lalu, dan ia optimis terhadap arah dialog.
Dalam kesempatan yang sama, Trump juga mengumumkan bahwa AS telah mencabut sanksi terhadap Suriah atas permintaan sejumlah negara di Timur Tengah.
“Kami mencabut sanksi terhadap Suriah karena kami ingin memberi mereka kesempatan,” kata Trump, tanpa merinci jenis sanksi yang dicabut. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Trump Tegaskan AS Dapat Serang Iran Lagi Jika Pengayaan Uranium Dilanjutkan