Kadin Sesumbar Bakal Genjot Ekspor ke AS hingga Dua Kali Lipat

Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie. Foto: dok Kadin.

Kadin Sesumbar Bakal Genjot Ekspor ke AS hingga Dua Kali Lipat

Naufal Zuhdi • 17 July 2025 11:17

Jakarta: Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie menyambut positif kesepakatan tarif impor sebesar 19 persen untuk produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS) yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.
 
Anindya atau Anin, sapaan akrabnya, menilai hasil negosiasi pemerintah ini lebih baik dibanding banyak negara lain dan menjadi peluang bagi peningkatan ekspor nasional. Menurut dia, keberhasilan ini patut diapresiasi karena tercapai di tengah posisi Indonesia yang memang mencatat surplus perdagangan dengan AS.
 
"Pertama, selamat kepada pemerintah. Karena menurut saya, apa yang telah disepakati itu bagus untuk Indonesia," kata Anin dikutip dari siaran pers yang diterima, Kamis, 17 Juli 2025.
 
Anin menilai wajar jika banyak pihak mempertanyakan mengapa tarif tidak bisa ditekan lebih rendah lagi. Namun, dibanding kondisi global, tarif ini dianggap lebih ringan. Anin mencontohkan tarif Indonesia lebih rendah daripada Meksiko yang dikenakan 35 persen dan Tiongkok sebesar 30 persen.
 
"Memang banyak yang menanyakan, kenapa 19 persen? Tidak lebih rendah lagi. Tapi ini relatif daripada keadaan Indonesia saat ini. Indonesia berdagang dengan Amerika (serikat) surplus USD18 miliar. Sehingga, pasti akan ada tarif. Tapi ini lebih bagus daripada yang dibicarakan sebelumnya 32 persen,” ujar Anin.
 

Baca juga: Pemerintah Diminta Transparan Berlakukan Tarif 0% untuk Produk AS


(Ilustrasi. Foto: Medcom.id)
 

Ekspor RI ke AS bisa naik hingga dua kali lipat

 
Anin menilai kesepakatan ini dapat mendorong kenaikan signifikan nilai perdagangan bilateral. Kadin, kata Anin, optimistis ekspor Indonesia ke AS bisa meningkat hingga dua kali lipat dalam lima tahun ke depan dari kondisi sekarang
 
"Kalau saya lihat, perdagangan yang tadinya USD40 miliar, dalam lima tahun bisa mencapai USD80 miliar. Kita mesti lihat bukan hanya untungnya buat mereka, tapi apa untungnya buat kita," ungkapnya.
 
Untuk memanfaatkan peluang ini, Anin menyatakan Kadin berencana segera menggelar rapat dengan pelaku industri dalam negeri, khususnya sektor tekstil, garmen, alas kaki hingga elektronik. Anin menegaskan pentingnya memastikan kapasitas produksi cukup untuk memenuhi lonjakan permintaan.
 
"Jangan sampai kita (sudah) mendapatkan suatu kemudahan, tiba-tiba malah dimanfaatkan negara lain yang biayanya lebih mahal hanya karena kita tidak siap," tutur dia.
 
"Kita mau mencari tiga angka. Satu, berapa banyak investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas. Yang kedua, berapa banyak kita bisa meningkatkan perdagangan. Dan yang ketiga, berapa banyak lapangan kerja yang bisa diciptakan," ucap Anin menambahkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)