Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Perkembangan teknologi digital, terutama di area kecerdasan buatan (AI), membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Namun, perkembangan ini juga dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan, termasuk pemalsuan bukti transfer.
Melansir laman Instagram resmi @ojkindonesia, OJK memperingatkan masyarakat tentang maraknya modus penipuan menggunakan AI untuk memalsukan bukti transfer. Pelaku sering mengelabui korban dengan mengirimkan bukti transfer yang telah dimanipulasi, sehingga terlihat seolah-olah transaksi telah berhasil.
Ciri-ciri bukti transfer palsu
Bukti transfer hasil manipulasi AI memang terlihat mirip, tetapi tidak sempurna. Beberapa ciri yang perlu diwaspadai antara lain:
- Font tidak jelas atau tidak seragam.
- Tata letak tulisan tidak rapi.
- Warna tulisan tipis atau berbeda dari aslinya.
Meskipun bukti transfer terlihat rapi, masyarakat tetap diminta untuk waspada karena pelaku bisa saja menggunakan teknologi yang lebih canggih.
(Ilustrasi penipuan. Foto: Dok Metrotvnews.com)
Tips menghindari penipuan
Agar terhindar dari modus pemalsuan bukti transfer, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
- Periksa mutasi rekening: Selalu cek riwayat transaksi untuk memastikan dana telah masuk.
- Aktifkan notifikasi transaksi: Fitur ini akan memberi tahu setiap ada aktivitas pada rekening.
- Cek detail transfer: Perhatikan nomor referensi dan tanggal transfer untuk memastikan keasliannya.
- Laporkan ke bank: Jika dana tidak kunjung masuk, segera hubungi pihak bank atau penyedia layanan.
Modus lain yang sering digunakan penipu adalah "kelebihan transfer", dan pelaku meminta korban mengembalikan selisih uang yang sebenarnya tidak ada. OJK mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati dan melakukan verifikasi sebelum mempercayai bukti transfer. (
Avifa Aulya Utami Dinata)