Yoon Suk-yeol diduga telah memerintahkan pengiriman drone ke Pyongyang, Korea Utara, pada Oktober 2024. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 21 July 2025 16:01
Seoul: Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Senin, 21 Juli 2025, mengumumkan bahwa seorang perwira tinggi militer bernama Mayor Jenderal Kim Yong-dae telah diskors atas dugaan mengirim drone ke wilayah ibu kota Korea Utara, Pyongyang, menurut laporan kantor berita Yonhap.
Kim merupakan komandan operasi drone dan tengah diselidiki terkait dugaan keterlibatannya dalam misi rahasia yang disebut-sebut sebagai bagian dari upaya mantan Presiden Yoon Suk-yeol untuk memicu ketegangan militer dengan Korea Utara sebagai dalih memberlakukan darurat militer pada Desember lalu.
Menurut laporan Korea Herald, jaksa khusus Cho Eun-suk menyatakan bahwa pihaknya telah menahan Kim dan mengajukan surat perintah penahanan resmi. Kim ditangkap tanpa surat perintah pada Jumat, satu hari setelah menjalani pemeriksaan intensif terkait dugaan membantu musuh, memalsukan dokumen, dan penyalahgunaan wewenang.
Dalam pengembangan terpisah, mantan Menteri Pertahanan Lee Jong-sup mengakui menerima telepon dari Yoon pada 31 Juli 2023—sebelum dugaan intervensi dalam penyelidikan militer atas kematian Marinir Cpl. Chae Su-geun.
Pengacara Lee menyatakan bahwa Yoon menyampaikan kekhawatirannya terhadap proses investigasi dalam panggilan tersebut.
Pekan lalu, tim penyelidik menggeledah sejumlah lokasi penting, termasuk Komando Operasi Drone, Kementerian Pertahanan, dan Komando Kontraintelijen Pertahanan, untuk mencari bukti keterlibatan dalam kasus ini.
Penyelidik meyakini Yoon secara langsung memerintahkan militer untuk mengirim drone ke Pyongyang pada Oktober tahun lalu. Mereka bahkan disebut telah mengamankan rekaman suara seorang perwira militer yang menyebut bahwa perintah pengiriman drone datang langsung dari Yoon, beberapa minggu sebelum ia menetapkan status darurat militer.
DOC juga diduga telah memodifikasi salah satu drone secara khusus untuk membawa selebaran anti-Korea Utara, meski menyadari risiko drone tersebut jatuh.
Oktober tahun lalu, Korea Utara mengklaim menemukan puing-puing drone pembawa selebaran tersebut dan mengancam akan melakukan pembalasan jika insiden serupa terulang kembali.
Baca juga: Mantan Presiden Korea Selatan kembali Dipenjara