Kegiatan tabur bunga mengenang peristiwa Kudatuli di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Minhhu, 27 Juli 2025. Foto: Metro TV/Indira Pramesti.
Indira Pramesti • 27 July 2025 10:10
Jakarta: Sejumlah kader dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kembali mengenang peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 (Kudatuli). Peringatan peristiwa bersejarah bagi partai berlambang banteng itu digelar di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
"Tonggak terjadinya reformasi itu karena adanya Kudatuli," kata politikus PDIP Ribka Tjiptaning di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, 27 Juli 2025.
Bagi Mbak Ning, sapaannya, peristiwa Kudatuli menjadi momentum penting yang menjadi cikal bakal reformasi. Kala itu, terjadi kisruh dualisme di PDI yang berujung pada perebutan kantor DPP PDI antara kubu Megawati Soekarnoputri dan kubu Soerjadi.
"Di tempat ini terjadilah perampasan gedung dan sampai daerah-daerah. Sebenarnya bukan di Diponegoro 58 saja, di daerah-daerah terjadi perampasan kantor-kantor partai," ucap dia.
Ia menyebut Kudatuli sebagai simbol perlawanan rakyat terhadap rezim Orde Baru. Menurut dia, peristiwa yang juga dilabeli sebagai Sabtu Kelabu itu seharusnya diingat seluruh masyarakat maupun partai yang saat ini ada, bukan hanya PDIP.
"Kalau enggak ada Kudatuli ini kita tahu bahwa semua yang berkuasa dr RT, RW sampai atas, semua pasti (dikuasai) Golkar," ujar salah satu penyintas peristiwa Kudatuli itu.
"Jas merah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah," tegas dia.
Baca juga: PDIP Tolak Pilkada Tak Langsung Usulan Cak Imin |