Profil Andry Rajoelina, Presiden Madagaskar yang Kabur di Tengah Demonstrasi Gen Z

Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina. (Facebook Andry Rajoelina)

Profil Andry Rajoelina, Presiden Madagaskar yang Kabur di Tengah Demonstrasi Gen Z

Riza Aslam Khaeron • 14 October 2025 16:21

Antananarivo: Aksi unjuk rasa besar-besaran mengguncang Madagaskar pada Minggu, 12 Oktober 2025, saat ribuan demonstran dari kalangan Gen Z menduduki jalan-jalan utama ibu kota Antananarivo.

Dengan tuntutan pemilu baru, reformasi politik, dan solusi atas krisis ekonomi berkepanjangan, gelombang massa muda ini menandai puncak ketidakpuasan rakyat terhadap kepemimpinan Presiden Andry Rajoelina.

Krisis memuncak ketika beberapa unit militer, termasuk pasukan elite, berpihak kepada pengunjuk rasa. Ketegangan meningkat menjadi bentrokan senjata dan kekacauan nasional.

Di tengah situasi genting ini, Presiden Rajoelina dilaporkan dievakuasi secara diam-diam ke luar negeri, memunculkan pertanyaan besar tentang kelangsungan kekuasaannya dan masa depan pemerintahan Madagaskar.

Lantas, siapa sebenarnya Andry Rajoelina? Bagaimana rekam jejak politiknya hingga mampu menduduki kursi kepresidenan Madagaskar dan akhirnya menjadi target kemarahan generasi muda negaranya sendiri? Berikut profilnya.
 

Karier Politik Andry Rajoelina

Andry Nirina Rajoelina lahir pada 30 Mei 1974 di Antsirabe, Madagaskar. Ia memulai karier sebagai pengusaha muda dan presenter acara hiburan sebelum terjun ke dunia politik. Pada usia 25 tahun, ia mendirikan perusahaan iklan Injet dan kemudian mengakuisisi media VIVA, yang kelak menjadi platform komunikasi utamanya dalam berpolitik.

Kiprah politiknya dimulai serius pada 2007, ketika ia terpilih sebagai Wali Kota Antananarivo dengan dukungan gerakan yang ia dirikan sendiri, Tanora Gasy Vonona (TGV)—yang berarti “Pemuda Malagasi yang Siap.”

Popularitasnya melesat, terutama di kalangan anak muda kota, berkat gaya kepemimpinan langsung dan proyek pembangunan seperti rekonstruksi Hôtel de Ville serta fasilitas publik lainnya.

Namun, konfrontasi dengan Presiden Marc Ravalomanana membawanya ke panggung nasional.

Pada 2009, menyusul gelombang protes dan dukungan militer, Rajoelina mengambil alih kekuasaan secara kontroversial dan menjadi Presiden Otoritas Transisi. Pemerintahannya kala itu tidak diakui secara luas oleh komunitas internasional dan berlangsung hingga 2014.

Setelah mundur dari panggung politik, ia kembali pada 2018 dan mencalonkan diri dalam pemilu presiden. Ia memenangkan pemilu tersebut dan resmi dilantik sebagai Presiden Madagaskar pada 19 Januari 2019, lalu terpilih kembali pada Desember 2023.

Meski berhasil membangun berbagai infrastruktur dan program prioritas nasional melalui “13 Velirano”-nya, masa pemerintahannya kerap dikritik karena otokratisme, minimnya transparansi, dan penanganan buruk terhadap krisis energi dan air bersih, terutama di ibu kota.

Isu kewarganegaraan Prancis yang disandangnya juga sempat menimbulkan polemik konstitusional dan tuduhan pengkhianatan nasional.

Kemarahan publik, terutama dari generasi muda (Gen Z), akhirnya memuncak pada 2025 ketika krisis ekonomi diperparah oleh pemadaman listrik berkepanjangan dan kelangkaan air.
 
Baca Juga:
Presiden Madagaskar Melarikan Diri di Tengah Protes Mematikan
 

Protes Gen Z dan Melarikan Diri

Gerakan protes yang dikenal sebagai Gen Z Madagascar meletus secara besar-besaran pada 25 September 2025, bermula dari aksi damai di Antananarivo menuntut pemulihan listrik dan pasokan air bersih yang sering terputus.

Protes menyebar ke kota lain dan tuntutan berkembang: tidak hanya soal listrik & air, tapi juga meliputi korupsi, nepotisme, dan keabsahan pemerintah yang dinilai gagal mengurus kebutuhan dasar rakyat. Pada 29 September, presiden membubarkan kabinetnya sebagai langkah merespons tekanan publik.

Namun, demonstrasi bukannya mereda malah semakin membara dan menuntut kemunduran diri Rajoelina. ]

Puncaknya terjadi pada akhir pekan 11–12 Oktober, ketika beberapa faksi militer menyatakan mendukung para demonstran dan menyebut menolak perintah untuk menembak. 

Dalam kondisi tersebut, Presiden Andry Rajoelina dilaporkan meninggalkan Istana Kepresidenan menggunakan helikopter menuju Pulau Sainte-Marie, kemudian dipindahkan secara rahasia ke Pulau Réunion menggunakan pesawat militer Prancis.

Dari sana, ia diterbangkan ke Dubai dengan jet pribadi milik perusahaan Jerman Vistajet.

“Tak seorang pun melihat presiden naik ke pesawat militer itu, dan berkat bantuan tentara Prancis, ia berhasil mencapai Pulau Réunion," ujar jurnalis RFI Gaëlle Borgia, mengutip informasi dari komunitas Madagascar Aviation

Pada Senin malam, 13 Oktober 2025, Rajoelina muncul dalam siaran langsung di Facebook dari lokasi yang dirahasiakan. Ia menyatakan bahwa kepergiannya disebabkan oleh ancaman serius terhadap keselamatannya. 

“Saya terpaksa mencari tempat aman untuk melindungi hidup saya hari ini. Dalam semua ini, saya tidak pernah berhenti mencari solusi,” ucapnya.

Meski Andry Rajoelina berupaya membela diri dengan alasan keselamatan dan seruan penghormatan terhadap konstitusi, gelombang demonstrasi yang dipelopori generasi muda menandai titik balik dalam lanskap politik Madagaskar.

Ketidakpuasan atas krisis layanan dasar, korupsi, dan kemandekan demokrasi kini telah meletus menjadi tantangan langsung terhadap legitimasi kekuasaan yang selama ini ia pertahankan.

Masa depan Madagaskar kini berada di persimpangan krusial—antara reformasi yang dituntut rakyat atau kekosongan kepemimpinan yang semakin memicu ketidakpastian nasional.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)