Trump Dipastikan Tak Akan Bertemu Kim Jong-un di Tur Asia

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dipastikan tak akan mengadakan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam tur diplomatiknya ke Asia yang akan berlangsung selama lima hari.

Pejabat senior Gedung Putih pada Jumat, 24 Oktober, mengonfirmasi bahwa meski Trump tetap terbuka untuk melakukan pertemuan dengan Kim di masa mendatang, agenda kunjungan kali ini difokuskan pada penguatan aliansi strategis dengan Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan.

Melansir dari Yeni Safak, Sabtu, 25 Oktober 2025, tur Asia Trump akan dimulai pada Minggu besok di Malaysia, di mana ia dijadwalkan menyaksikan penandatanganan “perjanjian perdamaian signifikan” yang disebut pejabat AS sebagai langkah yang akan menyelamatkan lebih banyak nyawa, mengurangi konflik, dan memperkuat keamanan di kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Trump juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim, serta menghadiri jamuan kerja pemimpin AS–ASEAN, sebelum kemudian melanjutkan perjalanan ke Tokyo.

Di Jepang, Trump akan bertemu Perdana Menteri Sanae Takaichi untuk membahas kerja sama pertahanan dan perdagangan. Tur kemudian berlanjut ke Kota Pelabuhan Busan, Korea Selatan, pada Rabu mendatang, di mana Trump dijadwalkan bertemu Presiden Lee Jae-myung dan memberikan sambutan pada acara APEC CEO Luncheon.

Terdapat spekulasi sebelumnya mengenai kemungkinan pertemuan antara Trump dan Kim di zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korea Selatan dan Utara. Spekulasi ini akhirnya dibantah oleh Gedung Putih.

Pejabat AS menegaskan bahwa kunjungan ke Korea Selatan akan berfokus pada kerja sama bilateral dan keamanan regional tanpa keterlibatan perwakilan Korea Utara.

Pernyataan resmi ini sekaligus menepis rumor kebangkitan kembali hubungan diplomatik tidak biasa antara Trump dan Kim, yang terakhir bertemu pada 2019. Pertemuan bersejarah itu sempat menghasilkan kesepakatan denuklirisasi yang banyak disorot, namun akhirnya gagal direalisasikan karena perbedaan pandangan terkait pelonggaran sanksi dan mekanisme verifikasi.

Baca juga:  Trump Siap Bertemu Kim Jong-un Tanpa Prasyarat Jelang KTT APEC