Tekan Kerugian, Pemerintah Minta Peternak di Yogyakarta Vaksin Hewan Ternak

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda di Yogyakarta pada Sabtu, 11 Januari 2025. Metrotvnews.com/ Ahmad Mustaqim

Tekan Kerugian, Pemerintah Minta Peternak di Yogyakarta Vaksin Hewan Ternak

Ahmad Mustaqim • 11 January 2025 12:12

Yogyakarta: Pemerintah Yogyakarta mencatat kerugian Rp390 miliar yang dialami para peternak saat kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) merebak pada 2022 lalu. Peningkatan kasus PMK sejak akhir 2024 lalu harus segera ditekan. 

"Keruhian tahun itu 390 miliar akibat PMK, di antranya dari rendahnya produksi ternak, dan susu, serta pemotongan paksa hewan," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, di Yogyakarta, Sabtu, 11 Januari 2025. 
 

Baca: Waspadai Potensi Wabah PMK dari Impor Sapi
 
Agung mengatakan lonjakan kasus PMK sudah diprediksi terjadi beberapa waktu lalu. Dalam lima bulan, peningkatan kasus PMK menyebar di 24 provinsi. "Kami sudah memiliki sistem pelaporan dan sudah ada dj 29 provinsi. Kami harapkan ini ada provinsi yang nihil kasus (PMK)," jelasnya.

Agung mengungkapkan Satgas Nasional PMK sudah menginformasikan ketersediaan vaksin kepada petugas kesehatan hewan mandiri maupun peternak. Ia mengatakan ada banyak pilihan vaksin yang bisa diakses. 

"Saat ini sudah ada lima jenis vaksin PMK yang telah mendapatkan nomor registrasi dari Kementerian Pertanian, dan dua di antaranya diproduksi oleh perusahaan dalam negeri, di Surabaya sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian, dan satu ada perusahaan swasta dalam negeri yang bisa menghasilkan vaksin ini. Kemudian, selebihnya didatangkan dari luar negeri," kata dia. 

Menurut dia lonjakan penyebaran kasus PMK terjadi karena adanya kepanikan dari para peternak pada saat ternaknya sakit. Sejumlah daerah dengan kasus tinggi PMK ada di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY.

"Mereka (peternak) tidak melakukan isolasi dan pengobatan, justru dijual ke pasar-pasar hewan, dan inilah yang menyebabkan penularan penyebaran PMK ini sehingga banyak viral di media massa, bahkan kasus tahun 2022 diangkat lagi begitu untuk menimbulkan kepanikan dan ini sudah berhasil menurunkan harga berat hidup sapi," bebernya.

Ia mengimbau para pemangku kepentingan di daerah memberikan edukasi kepada para peternak agar tidak panik. Ia menyatakan ternak terpapar PMK memiliki potensi besar sembuh. 

"PMK ini memang disebabkan oleh virus, salah satu pencegahannya dengan vaksinasi. Tetapi, pengobatan bagi ternak yang sudah terkena juga sangat penting," ujarnya. 

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)