Ilustrasi sapi. Dok. MI/Usman Iskandar
Wisnu Artosubari • 10 January 2025 21:22
Jakarta: Penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak meluas dengan cepat di Pulau Jawa. Provinsi Jawa Timur sudah siaga 1 terhadap penyakit yang menyebar melalui airborne tersebut.
Ketua Komite Pendayagunaan Pertanian, Teguh Boediyana, menyebut kembali merebaknya wabah PMK pada hewan ternak sebagai bencana bagi peternakan.
"Sebenarnya yang terjadi sekarang ini juga sudah kita perkirakan jauh hari. Outbreak PMK sudah dalam kategori bencana. PMK kalau kita lihat di OIT atau Organisasi Kesehatan Hewan Dunia merupakan penyakit paling berbahaya," ujar Teguh dalam keterangannya, Jumat, 10 Januari 2025.
Sebagai virus dalam kategori berbahaya, PMK menyerang ternak berkuku genap, seperti sapi, kambing, domba, dan babi. Penyebaran wabah PMK yang begitu cepat perlu diwaspadai dan diantisipasi agar tidak menyebar ke luar Pulau Jawa. Apalagi, menurut Ketua Dewan Persusuan Nasional itu, karakteristiknya dapat menyebar lewat udara.
Sementara itu, Dewan Pakar Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia, Rochadi Tawang, mengungkapkan beberapa waktu lalu, dalam dua minggu seluruh ternak di Inggris terpapar wabah PMK. "Penyakit ini bisa disebarkan angin karena mikrobanya atau virusnya sangat kecil dan dibawa orang pindah saja sudah bisa tersebar," ujar dia.
Demikian pula rencana pemerintah yang berupaya mengimpor sapi dari Brasil. Menurut dia, Brasil belum bebas PMK dan Indonesia belum siap melakukan penanganannya.
"Secara prosedural sapi hidup impor harus dikarantina di tempat tertentu. Dan ini belum dilakukan, jadi sudah terbayang bagaimana nanti," kata dia.
Baca Juga:
Peternak di Gunungkidul Dapat Kompensasi Sapi Mati Akibat PMK |