Tembus 34,6 Juta Ton, Produksi Beras 2025 Diproyeksi Lampaui Kebutuhan Nasional

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Tembus 34,6 Juta Ton, Produksi Beras 2025 Diproyeksi Lampaui Kebutuhan Nasional

Insi Nantika Jelita • 8 May 2025 20:49

Jakarta: Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Sam Herodian menyampaikan proyeksi produksi beras di tahun ini akan melampaui kebutuhan konsumsi nasional.
Berdasarkan data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), produksi beras Indonesia diperkirakan mencapai 34,6 juta ton.

"Angka ini melampaui kebutuhan konsumsi nasional yang berada di kisaran 31 juta ton per tahun," ujarnya dalam acara Mata Lokal Fest 2025 di Jakarta, Kamis, 8 Mei 2025.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pola produksi memang sempat menurun pada awal tahun dibandingkan tahun lalu, namun secara akumulatif hingga Juni 2025, diperkirakan mencapai 18,76 juta ton beras. Angka ini meningkat 11,17 persen dibandingkan Januari-Juni 2024.  

"Bulan-bulan ke depan, kami perkirakan produksi beras akan terus meningkat, terutama dengan dukungan infrastruktur dan musim tanam kedua yang lebih optimal," jelasnya.

Sam menyampaikan kapasitas gudang Bulog saat ini sudah cukup penuh. Telah diumumkan stok beras mencapai 3,5 juta ton. Dalam dua minggu ke depan, stok beras di Bulog diperkirakan akan meningkat menjadi 4 juta ton.  Menurutnya, kondisi ini merupakan hasil dari kerja keras berbagai pihak dalam menggenjot produksi beras dan memperkuat ketahanan pangan.

"Tidak percuma kami kerja keras, jarang pulang seperti Bang Toyib, tapi ada hasil nyata," tambahnya bergurau.
 

Baca juga: 

Cadangan Cuma 4 Juta Ton, Stok Beras Nasional Masih Belum Aman



(Ilustrasi beras. MI/Susanto)

Stok beras nasional surplus

Sementara itu, Kementan menghitung terdapat surplus beras sebesar 3,1 juta ton hingga April ini. Jumlah ini menunjukkan  kondisi perberasan nasional masih dalam kategori aman.

Sam kemudian menyinggung pentingnya modernisasi sektor pertanian. Dia mencontohkan Belanda yang memiliki kemajuan teknologi pertanian.

"Belanda itu penduduknya hanya 17 juta, tapi menjadi negara pengekspor pertanian nomor dua di dunia. Kita hampir 300 juta, tapi masih impor. Ini harus jadi bahan introspeksi," ujarnya.

Menurutnya, perhatian pemerintah saat ini terhadap pertanian amat besar. Presiden Prabowo Subianto menjadikan pertanian sebagai prioritas utama dalam program nasional, dengan target swasembada sebagai tujuan utama.

Untuk mewujudkan target tersebut, Kementerian Pertanian terus mendorong optimalisasi lahan, termasuk memanfaatkan kembali lahan-lahan tidur seperti program satu juta hektare di Kalimantan Tengah. Serta, mendorong penggunaan teknologi dan alat pertanian modern.

“Kami tidak mau pertanian hanya dikelola dalam skala kecil seperti 2 hektare per petani. Sekarang kami dorong agar satu kelompok bisa mengelola hingga 200 hektare. Ini akan meningkatkan kesejahteraan petani secara signifikan,” tutupnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)