Ilustrasi stok beras. Foto: Medcom.id - Rhobi Shani.
Insi Nantika Jelita • 3 May 2025 15:10
Jakarta: Pengamat pertanian Syaiful Bahari menegaskan posisi stok beras nasional saat ini belum sepenuhnya aman. Hal ini karena hasil panen raya kedua yang akan datang belum dapat dipastikan.
Menurut dia, cadangan beras nasional yang aman berada pada kisaran 20 persen sampai 25 persen dari total konsumsi tahunan. Dengan konsumsi beras nasional sekitar 30 juta ton per tahun, berarti dibutuhkan cadangan antara enam juta ton hingga 7,5 juta ton.
Sementara, berdasarkan laporan Kementerian Pertanian perkiraan cadangan beras pemerintah (CBP) hanya menyentuh empat juta ton pada Mei 2025.
"Posisi beras nasional belum bisa dikatakan aman," ujar Syaiful kepada Media Indonesia, dikutip Sabtu, 3 Mei 2025.
Dia mengungkapkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen raya pada Maret 2025 mencapai 1,67 juta hektare, dengan produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 8,93 juta ton. Jika dikonversikan ke dalam bentuk beras konsumsi, hasilnya diperkirakan hanya sekitar empat juta ton. Itu pun belum mempertimbangkan kualitas rendemen gabahnya.
"Yang seharusnya dihitung adalah jumlah berasnya. Kalau rendemennya rendah, maka target empat juta ton itu pun masih bersifat spekulatif," jelas Syaiful.
Dia menegaskan nasib ketahanan beras nasional sangat tergantung pada panen raya selanjutnya, yang diperkirakan terjadi pada September 2025. Jika panen tersebut berhasil, Indonesia kemungkinan besar bisa terhindar dari kebutuhan impor.
Namun, kalau hasil panennya berkurang, maka pemerintah harus menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mencari solusinya agar cadangan beras nasional bisa tetap aman.
Saat ini, kata Syaiful, belum ada rencana pemerintah untuk mengimpor tambahan beras. Ini mengingat masih ada stok cadangan beras pemerintah yang tersisa dari awal tahun, termasuk sisa hasil impor tahun lalu dan panen April ini.
Baca juga: Produksi Beras hingga Juni 2025 Berpotensi Tembus 18,76 Juta Ton |