PM Jepang Shigeru Ishiba. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 7 September 2025 14:13
Tokyo: Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba memutuskan untuk mundur dari jabatannya setelah mengalami kekalahan besar dalam pemilu majelis tinggi baru-baru ini, menurut laporan media lokal pada Minggu, 7 September 2025.
Kantor berita NHK melaporkan Ishiba memilih mundur demi mencegah perpecahan lebih jauh di dalam Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa. Asahi Shimbun menulis bahwa meningkatnya tekanan dan desakan agar ia bertanggung jawab membuat Ishiba tak punya pilihan selain mengundurkan diri.
LDP kini berencana menggelar pemilihan ketua baru untuk menentukan pengganti Ishiba.
Sejak menjabat pada Oktober 2024, Ishiba menghadapi kritik tajam dari internal LDP akibat buruknya hasil pemilu. Pemerintahannya sempat berjanji menekan inflasi dan melakukan reformasi partai, tetapi LDP justru terjerat skandal pendanaan politik yang mencoreng citra publik.
Dalam pukulan besar, koalisi LDP dan mitranya, Komeito, kehilangan mayoritas di majelis rendah tak lama setelah Ishiba naik ke kursi perdana menteri Jepang. Situasi makin memburuk pada Juli lalu ketika koalisi juga gagal meraih mayoritas di majelis tinggi.
Di tengah tekanan besar dan seruan agar ia bertanggung jawab, banyak anggota partai dan pengamat politik mendesak Ishiba mundur. LDP kemudian menyiapkan langkah untuk menggelar pemilihan kepemimpinan khusus.
Ishiba sendiri baru memenangkan kursi perdana menteri pada 27 September 2024, menggantikan Fumio Kishida setelah memenangkan kontestasi internal LDP. Saat itu, ia mengalahkan tokoh nasionalis garis keras Sanae Takaichi dalam putaran kedua pemungutan suara. Pemilihan tersebut bersejarah karena diikuti sembilan kandidat, jumlah terbanyak sepanjang sejarah, mencerminkan dalamnya perpecahan di tubuh LDP.
Kemenangan Ishiba kala itu menandai puncak ambisinya selama puluhan tahun untuk memimpin Jepang. Berusia 68 tahun, ia dikenal sebagai politisi kawakan dengan pengalaman lebih dari tiga dekade, termasuk menjabat Menteri Pertahanan dan Menteri Pertanian.
Ia juga dikenal karena fokus pada revitalisasi daerah pedesaan, terutama kampung halamannya di Tottori. Sebelum menjadi PM, ia pernah menjabat sebagai Sekjen LDP serta mendapat reputasi sebagai politisi berpengalaman dan pragmatis.
Baca juga: Kehilangan Mayoritas, Popularitas PM Jepang Justru Melonjak Jadi 39 Persen