Paus Leo XIV saat berada di Vatikan. (Vatican News)
Willy Haryono • 18 May 2025 13:05
Vatikan: Dalam sebuah pernyataan perdana kepada jajaran pemimpin dunia, Paus Leo XIV mengatakan bahwa martabat para imigran harus selalu dihormati.
Pandangan ini kemungkinan akan menempatkan dirinya pada jalur yang bertabrakan dengan pemerintahan Presiden Donald Trump, walau sang paus merupakan tokoh kelahiran Amerika Serikat (AS).
Lahir di Chicago tetapi tinggal selama bertahun-tahun di Peru sebagai misionaris, Paus Leo mengatakan bahwa latar belakangnya membuat ia merasa terdorong untuk menyerukan belas kasih dan solidaritas dengan mereka yang mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain.
"Kisah saya sendiri adalah kisah seorang warga negara, keturunan imigran, yang pada gilirannya memilih untuk beremigrasi," kata Paus Leo kepada para duta besar di Vatikan, dikutip dari AsiaOne, Minggu, 18 Mei 2025.
"Kita semua, dalam perjalanan hidup, dapat menemukan diri kita sehat atau sakit, bekerja atau menganggur, tinggal di tanah kelahiran kita atau di negara asing, tetapi martabat kita selalu tetap tidak berubah. Itu adalah martabat makhluk yang dikehendaki dan dicintai oleh Tuhan," tambahnya.
Leluhur Leo diyakini berasal dari Republik Dominika atau Haiti, dua negara yang berbagi pulau di Karibia, dan keluarganya memiliki akar dalam budaya Creole di New Orleans di negara bagian Louisiana di AS bagian selatan.
"Tidak seorang pun dikecualikan dari upaya memastikan penghormatan terhadap martabat setiap orang, terutama yang paling lemah dan rentan, dari yang belum lahir hingga yang lanjut usia, dari yang sakit hingga yang menganggur, warga negara dan imigran," kata Leo, yang terpilih pekan lalu untuk menggantikan Paus Fransiskus sebagai kepala Gereja Katolik Roma yang beranggotakan 1,4 miliar orang.
Trump telah berjanji untuk mendeportasi jutaan imigran yang berada di AS secara ilegal.
Paus Fransiskus, yang meninggal bulan lalu, memiliki hubungan yang sangat bertentangan dengan Trump terkait imigrasi. Fransiskus pernah menyebut Trump "bukan seorang Kristen" karena kebijakan anti-migran dan rencananya membangun tembok di sepanjang perbatasan selatan.
Baca juga: Halau Imigran, Trump Kirim 1.500 Tentara Tambahan ke Perbatasan AS-Meksiko