Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Jakarta: CEO RSM International E.J. Nedder mengaku jika Indonesia kini semakin diperhatikan investor dan klien internasional. Para investor tertarik pada perkembangan ekonomi digital, talenta yang terus berkembang, serta iklim regulasi di Indonesia yang semakin membaik.
"Indonesia semakin dipandang oleh klien-klien kami sebagai pusat peluang. Bukan hanya untuk pertumbuhan, tetapi juga untuk inovasi dan integrasi regional," sebut Nedder dalam konferensi pers The APAC Regional Conference 2025 di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa, 20 Mei 2025.
Nedder mengungkapkan jika momentum sekarang menjadi waktu yang tepat bagi Indonesia untuk menjadi bagian dari perubahan regional yang lebih luas. Di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik, ia melihat pasar menengah berkembang menjadi kekuatan besar untuk pertumbuhan berkelanjutan yang didorong oleh teknologi.
"Klien memandang kawasan ini bukan hanya sebagai tempat untuk berekspansi, tetapi juga untuk membayangkan kembali cara mereka menjalankan bisnis," jelas dia.
Senada dengan itu, Chairman RSM Asia Pacific Council dan anggota Direksi RSM International James Komninos memaparkan strategi global RSM menuju 2030. Kata dia, Asia Pasifik bukan hanya kawasan yang berkembang paling cepat, tetapi juga tempat di mana kami terus berinovasi dan membentuk arah masa network RSM.
James menyoroti berbagai inisiatif seperti pengembangan pusat ESG, penerapan teknologi AI, hingga solusi keamanan siber yang kini mulai dikembangkan dan dijalankan oleh firma-firma RSM di Asia Pasifik. "Semangat kewirausahaan dan budaya kolaboratif di kawasan ini menjadi kunci dalam menjawab tantangan masa depan," terang James.
(Konferensi pers RSM Asia Pacific Regional Conference 2025. Foto: Metrotvnews.com/Husen)
Tuan rumah Konferensi Asia Pasifik 2025
RSM, network firma audit, pajak, dan konsultasi terbesar keenam di dunia, menyambut para pemimpin global dan regional di Jakarta dalam rangka Konferensi Regional Asia Pasifik 2025 atau The APAC Regional Conference 2025.
Konferensi yang diselenggarakan pada 19-22 Mei 2025 ini memperkuat komitmen RSM terhadap pertumbuhan dan kolaborasi di kawasan Asia Pasifik, sekaligus menandai 40 tahun perjalanan RSM Indonesia yang telah dirayakan awal tahun ini.
Mengambil tempat di tengah meningkatnya peran Indonesia sebagai kekuatan ekonomi kawasan, konferensi ini mempertemukan para pemimpin senior dari network RSM global dan Asia Pasifik untuk membahas transformasi pasar, kepercayaan investor, dan arah strategi jangka panjang network RSM.
Selama konferensi, para peserta akan membahas berbagai topik strategis seperti posisi Indonesia dalam rantai pasok global,
transformasi digital, dan peran kawasan dalam mendorong pertumbuhan lintas negara.
Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,7 persen hingga 5,0 persen di 2025, nilai ekonomi digital yang diperkirakan mencapai USD130 miliar, dan 70 persen penduduk berada dalam usia produktif, Indonesia tampil sebagai kekuatan ekonomi yang makin diperhitungkan.
Berbagai peluang strategis yang dibahas meliputi pengembangan rantai pasok kendaraan listrik, pertumbuhan energi hijau, layanan keuangan digital (fintech), serta sektor pariwisata dan teknologi kesehatan. Kebijakan hilirisasi industri serta pengembangan 24 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) juga menjadikan Indonesia semakin menarik bagi investor.
Senior Partner RSM Indonesia sekaligus anggota Direksi RSM International Angela Simatupang menyebut konferensi ini juga akan menjadi ajang bertukar pandangan terkait tantangan kawasan, mulai dari dampak perubahan arus perdagangan global, kebutuhan besar akan talenta digital, hingga peluang kolaborasi lintas negara di era ESG dan kecerdasan buatan.
"Konferensi ini bukan sekadar agenda tahunan. Ini adalah ruang bersama untuk belajar, menjalin hubungan, dan merancang masa depan bersama. Kami bangga bisa menjadi tuan rumah dan menyambut rekan-rekan RSM dari berbagai penjuru dunia di Jakarta," tegas dia.