Apindo Tekankan Langkah Kolektif Hadapi Kebijakan Tarif AS

Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani. Foto: MI/Ramdani.

Apindo Tekankan Langkah Kolektif Hadapi Kebijakan Tarif AS

M Ilham Ramadhan Avisena • 3 April 2025 14:26

Jakarta: Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menegaskan pentingnya langkah kolektif dalam merespons kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia. Komunikasi yang baik diperlukan agar upaya dan respons yang ditempuh dapat dilaksanakan dengan baik.

"Risiko penerapan tarif tinggi oleh Amerika Serikat adalah tantangan yang harus dihadapi secara terkoordinasi antara pemerintah dan dunia usaha. Kami telah berkomunikasi erat dengan pemerintah, khususnya kementerian terkait, untuk menyusun strategi terbaik dalam menghadapi kebijakan ini," ucap Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani, Kamis, 3 April 2025.

Apindo merekomendasikan beberapa langkah untuk mengurangi dampak kebijakan AS tersebut. Pertama, Indonesia perlu memperkuat kesepakatan bilateral dengan AS agar tetap mendapatkan akses pasar yang kompetitif.

"Kami mendorong penciptaan rantai pasok dengan industri AS sehingga ekspor Indonesia justru dapat memperkuat daya saing industri mereka, bukan dianggap sebagai ancaman," jelas Shinta.  

Kedua, Apindo menilai Indonesia juga perlu memperhatikan tarif impor terhadap produk AS, termasuk kebijakan non-tarif, sebagai langkah timbal balik terhadap kebijakan AS.
 

Baca juga: Tarif Baru Trump Bikin Harga Emas Melonjak, Rupiah 'Nangis Darah'


(Ilustrasi penurunan perekonomian nasional. Foto: Freepik)
 

Perkuat diversifikasi pasar ekspor


Ketiga, diversifikasi pasar ekspor harus diperkuat agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada AS. Apindo menyarankan agar pemerintah lebih memanfaatkan perjanjian perdagangan seperti Free Trade Agreement (FTA) dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang sudah ada, serta mempercepat negosiasi seperti perundingan Indonesia-European Union CEPA (IEU-CEPA).

"Diversifikasi menjadi bagian penting dari strategi jangka menengah. Pasar di ASEAN, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika memiliki potensi besar sebagai alternatif pengganti AS," tambah dia.

Keempat, Apindo mendorong pemerintah untuk merevitalisasi industri padat karya serta melakukan deregulasi agar produk Indonesia lebih kompetitif di pasar ekspor. "Ketahanan ekonomi nasional hanya dapat terjaga jika respons terhadap tantangan eksternal dibangun secara kolektif dan terukur," tutur Shinta.  

Menurut Apindo, kebijakan tarif tinggi AS dapat berdampak langsung pada industri yang bergantung pada pasar AS, seperti tekstil, alas kaki, furnitur, elektronik, batu bara, olahan nikel, dan agribisnis. Untuk itu, Apindo siap memberikan dukungan kepada pelaku usaha melalui forum diskusi, advokasi, dan pendampingan strategi bisnis.  

"Dunia usaha berharap agar pemerintah dan pemangku kepentingan terus menjaga stabilitas iklim usaha di tengah dinamika global melalui dialog dan kolaborasi erat," jelas Shinta.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)