Serangan Israel Tewaskan Komandan Lokal Jihad Islam di Tepi Barat

Serangan Israel ke Tepi Barat tewaskan seorang komandan Jihad Islam. (EFE/EPA)

Serangan Israel Tewaskan Komandan Lokal Jihad Islam di Tepi Barat

Marcheilla Ariesta • 30 August 2024 09:36

Tepi Barat: Pasukan Israel melaporkan menewaskan seorang komandan lokal gerakan Jihad Islam yang didukung Iran di Tepi Barat dan empat militan lainnya pada Kamis, 29 Agustus. Itu terjadi dalam baku tembak selama salah satu serangan terbesar di wilayah yang diduduki Israel selama berbulan-bulan. 

Militer mengatakan, telah menewaskan Muhhamad Jabber, yang dikenal sebagai Abu Shujaa, kepala jaringan pejuang di kamp pengungsi Nur Shams yang berdekatan, selama baku tembak di sekitar sebuah masjid di kota Tulkarm di mana empat pejuang Palestina lainnya juga tewas. 

Divisi Tulkarm dari sayap bersenjata Jihad Islam mengonfirmasi kematiannya, yang menjadikan jumlah total warga Palestina yang tewas selama dua hari terakhir menjadi 17 orang. Mereka mengatakan, para pejuang telah menyerang pasukan Israel di dekat masjid Abu Ubaida.

Operasi tersebut dimulai pada Rabu dini hari waktu setempat, dengan ratusan tentara Israel yang didukung oleh helikopter, pesawat nirawak, dan pengangkut personel lapis baja menyerbu kota-kota titik api Tulkarm, Jenin, dan daerah-daerah di Lembah Yordan.

Menurut saksi mata, juga terjadi pemadaman jaringan total di Jawwal, salah satu dari dua perusahaan telekomunikasi utama di wilayah Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

Sebelumnya di Jenin, buldoser Israel bergerak di sepanjang jalan kosong yang dipenuhi sampah sementara suara pesawat nirawak menembus langit. Pasukan tersebut memeriksa ambulans di jalan-jalan dan di depan rumah sakit utama Jenin, setelah memblokir akses ke sana untuk mencegah para pejuang mencari perlindungan di sana.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan peluncuran operasi militer skala besar oleh Israel "sangat memprihatinkan" dan menyerukan penghentian segera.

Sebagai tanggapan, duta besar Israel untuk PBB, Danny Danon mengatakan operasi tersebut memiliki tujuan yang jelas.

“Mencegah teror Iran melalui perwakilan yang akan membahayakan warga sipil Israel,” kata Danon, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 30 Agustus 2024.

Bentrokan dengan pasukan Israel di Tepi Barat telah meningkat sejak perang Israel dengan militan Hamas dimulai di Gaza hampir 11 bulan lalu. Lebih dari 660 orang, baik kombatan dan warga sipil telah tewas, menurut penghitungan Palestina. Beberapa diantaranya tewas oleh pemukim Yahudi yang telah melakukan serangan gaya main hakim sendiri yang sering terjadi di komunitas Palestina di Tepi Barat.

Israel mengatakan, Iran menyediakan senjata dan dukungan kepada faksi militan di Tepi Barat dan militer, sebagai akibatnya, telah meningkatkan operasinya di sana.

Mengacu pada operasi terbaru, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz mengatakan, perang tersebut harus dimenangkan.

“Ini adalah perang dalam segala hal, dan kita harus memenangkannya,” ucap Katz.

Dia menuduh Iran berupaya untuk mengacaukan Yordania dan membangun front timur melawan Israel, seperti yang telah dilakukannya di Gaza dan di Lebanon, tempat Israel hampir setiap hari bertukar tembakan dengan militan dari kelompok proksi Iran, Hizbullah.

Katz mengatakan, untuk mengatasi ancaman front timur, Israel harus menggunakan semua cara yang diperlukan, termasuk, dalam kasus pertempuran yang intens, mengizinkan penduduk untuk sementara mengungsi dari satu lingkungan ke lingkungan lain untuk mencegah bahaya bagi warga sipil.

Di Jalur Gaza, perintah evakuasi militer Israel telah memaksa hampir seluruh penduduk daerah kantong pantai yang berpenduduk 2,3 juta orang itu mengungsi beberapa kali, sehingga menimbulkan kelaparan dan penyakit yang mematikan.

Amnesty International mengatakan, kemungkinan besar operasi Israel di Tepi Barat yang semakin intensif akan meningkatkan pemindahan paksa, penghancuran infrastruktur penting, dan tindakan "hukuman kolektif", yang telah menjadi pilar utama dari apa yang disebutnya sebagai sistem apartheid Israel.

Israel menyangkal telah melakukan praktik hukuman kolektif atau apartheid di Tepi Barat. Israel mengklaim bahwa mereka hanya ingin mengalahkan militan Palestina bersenjata yang mengancam keamanannya.

Serangan terbaru Israel-Palestina dimulai pada 7 Oktober setelah militan Hamas menyerbu dari Gaza ke Israel selatan, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut data Israel.

Sejak itu, operasi Israel di Gaza telah menghancurkan sebagian besar daerah kantong itu, dan menewaskan lebih dari 40.500 orang, dengan mayoritas korban tewas anak-anak.

Baca juga: 9 Warga Palestina di Tepi Barat Tewas Diserang Israel

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)