Thailand. Foto: Unsplash.
Bangkok: Pemerintah Thailand terus melanjutkan skema bantuan sebesar 500 miliar baht (USD13,9 miliar). Bahkan Thailan membuka opsi pinjaman untuk membiayainya.
Wakil Menteri Keuangan Thailand Julapun Amornvivat menyampaikan pernyataan tersebut di parlemen, yang memulai perdebatan selama tiga hari mengenai rancangan undang-undang anggaran sebesar 3,48 triliun baht (USD96,5 miliar) untuk tahun fiskal 2024, yang bertujuan untuk menghidupkan kembali perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara itu.
"Kami bersikeras pinjaman mungkin perlu melalui RUU, tetapi jika ada perubahan, kami mungkin akan meminta persetujuan lagi dari anggota (parlemen),” jelas dia, dilansir
Channel News Asia, Rabu, 20 Maret 2024.
Skema ini akan mentransfer 10 ribu baht ke 50 juta warga Thailand untuk dibelanjakan dalam enam bulan. Namun hal ini dihantui oleh kekhawatiran mengenai bagaimana pendanaannya.
Beberapa ahli menyebutnya tidak bertanggung jawab secara fiskal. Julapun juga mengatakan, pemerintah berharap dapat mencapai anggaran berimbang pada waktu yang tepat.
Pengelolaan anggaran 2024
Anggaran 2024 untuk tahun fiskal yang berakhir pada September bertujuan untuk meningkatkan belanja sebesar 9,3 persen dan menurunkan defisit anggaran sebesar 0,3 persen menjadi 693 miliar baht dari tahun sebelumnya. Setelah perdebatan mengenai pembacaan anggaran kedua dan ketiga, anggaran tersebut memerlukan persetujuan lebih lanjut dari senat dan raja.
Pemerintah Thailand mengatakan anggaran tersebut akan siap digunakan pada awal bulan depan, tertunda dari tanggal semula yaitu 1 Oktober 2023 karena kebuntuan politik yang berkepanjangan setelah pemilu pada Mei 2024.