Thailand. Foto: Unsplash.
Bangkok: Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin akan menyelesaikan negosiasi perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa (UE) pada 2025. Hal ini seiring pemerintah berupaya menarik perdagangan dan investasi untuk meningkatkan perekonomian.
"Pembicaraan mengenai FTA Thailand-UE harus diselesaikan dalam waktu satu setengah tahun," kata Srettha dalam sebuah pernyataan setelah bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron selama kunjungan ke Prancis, dilansir
Channel News Asia, Selasa, 12 Maret 2024.
Pembicaraan perdagangan dilanjutkan kembali tahun lalu setelah terhenti selama hampir satu dekade. UE telah menghentikan negosiasi pada 2014 setelah kudeta militer menggulingkan pemerintahan sipil di negara Asia Tenggara tersebut.
Thailand mengekspor barang senilai USD21,8 miliar ke UE pada tahun lalu, termasuk otomotif, komputer, perhiasan, dan sirkuit listrik, menurut data pemerintah, menjadikan blok tersebut sebagai mitra dagang terbesar keempat.
"Macron akan mendukung permintaan Thailand untuk pembebasan visa dari anggota negara-negara Schengen," kata Srettha, seraya menambahkan permintaan tersebut diharapkan selesai pada akhir tahun ini. Macron juga akan mengunjungi Thailand tahun depan.